- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Sebagai Kabupaten termuda di Nusa Tenggara Timur, Malaka telah menunjukkan kualitas lebihnya untuk bersaing dengan kabupaten dan kota lainnya di Indonesia dalam hal Lomba Daerah Irigasi (LDI) Tingkat Nasional Tahun 2016. Apa rahasia dan mimpi selanjutnya?
MORAL-POLITIK.COM : Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Andreas W. Koreh mengaku, kehadiran Tim Penilai Lomba Irigasi seluruh Indonesia yang datang ke Kabupaten Malaka adalah berkat presentasinya di hadapan Tim Penilai pada 13-16 November 2016 yang lalu di Bogor, Jawa Barat.
Pengakuan Kadis Andre tersebut diungkapkannya ketika dilakukan acara penyambutan terhadap Tim Penilai dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Kantor Bupati Malaka, Senin (28/11/2016) siang oleh Wakil Bupati Malaka Daniel Asan.
Di hadapan Daniel Asan, pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), dari pihak TNI, Polri, Tokoh Masyarakat, dan Tim Penilai yang terdiri dari Prof. Sigit Supatmo Arip (Dari Universitas Gajah Mada), dan empat orang dari Kementerian PUPR atas nama Eko Subekti, Djito, Prasidananto, dan Rizal Siregar, Kadis Andre mengisahkan secara gamblang soal proses Daerah Irigasi Malaka (DIM) masuk dalam unggulan 5 besar, tapi berada di posisi ketiga.
Ia juga menyatakan bahwa dengan kedatangan Tim Penilai ke Malaka maka penilaiannya kembali ke nol. “Itu berarti tidak ada yang juara lagi,” tegasnya.
Penilaian yang di mulai pada hari ini, tambahnya, sangat disenanginya karena merupakan momen sangat strategis untuk melihat kelemahan-kelemahan dalam rangka pembenahannya di kemudian hari.
“Oleh karena itu, kami menampilkan Bendungan Benenain apa adanya. Dan kehadiran Tim Penilai saat ini mau melihat apakah yang saya tampilkan di Bogor itu benar atau tidak,” jelasnya lebih lanjut.
Mantan Ketua KNPI NTT ini juga berharap pada lima tahun ke depan Benenain bisa mengairi persawahan seluas 10 ribu hektar lebih, sedangkan sekarang baru mencapai sekitar 1.500 hektar sawah.
Andre menyadari sesungguhnya bahwa dirinya bersama masyarakat pengelola DIM masih banyak kekurangannya. Kendati begitu, sebutnya, mereka telah berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik kepada pemerintah dan masyarakat.
Andre secara terbuka menyatakan bahwa masuk lima besar saja sudah disyukurinya. Sebab itu pihaknya lebih memilih sikap apa adanya atau Nothing To Lose.
Mahasiswa program doctoral pada Universitas Nusa Cendana ini tak lupa membilang terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Malaka yang telah berpartisipasi aktif, sehingga DIM bisa masuk lima besar, dan pada hari ini datanglah Tim Penilai untuk menilainya kembali.
sumber:
by. Max Pedrico
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar