EDARAN LIBUR PASKAH TAHUN 2024

KSPN Labuan Bajo,Jembatan Palmerah,Bandara Komodo,Industri Garam,Pos Lintas Batas Negara, dan Bendungan merupakan isu yang dibahas dalam Ratas dengan Presiden RI - Joko Widodo.



Untuk mengevaluasi Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional dan Program Prioritas di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Presiden RI Joko Widodo menggelar Rapat Terbatas (RATAS) dengan Pemerintah Provinsi NTT. RATAS yang digelar Kamis, 16 Februari 2017 di Kantor Presiden Jakarta juga dihadiri oleh Wakil Presiden, para Menko, Sekretaris Kabinet dan para Menteri terkait, sementara dari Pemerintah Provinsi NTT dihadiri oleh Gubernur NTT, Sekda Provinsi NTT, Kepala Bappeda, Kepala Dinas PU dan Penataan Ruang serta beberapa pimpinan OPD Provinsi NTT.
Gubernur NTT - Frans Lebu Raya pada RATAS tersebut memaparkan beberapa isu terkait dengan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional dan Program Prioritas di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Isu-isu tersebut sebelumnya telah dibahas melalui dua kali Rapat Pra-RATAS yang diselenggarakan oleh Sekretariat Kabinet sebelumnya. Salah satu Rencana Program Prioritas adalah Pembangunan Jembatan Pancasila Palmerah yang dilengkapi turbin pembangkit listrik tenaga arus laut.
Petunjuk dan arahan Presiden sekaligus sebagai kesimpulan RATAS secara lengkap adalah sebagai berikut:

KESIMPULAN RATAS

1. Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Labuan Bajo.
§ Badan otoritas sudah siap setelah proses penyelesaian izin pemanfaatan lahan selesai segera setelah ada permintaan pemerintah daerah
§ Pelabuhan marina mulai di bangun bulan maret 2017 dan juga akan dibangun tempat labuh yach
§ Untuk meningkatkan kawasan marina, belabuhan , dan yach maka rencana pengalihan pelabuhan pelindo dan TPI
§ Penataan kota Labuan Bajo dan pembangunan pasar souvenir yang repesentatif
§ Perlu ada gerakan kebersihan terutama terkait sampah plastic
§ Harus ada upaya intensif membina masyarakat untuk memanfaatkan peluang pariwisata
§ Untuk memperindah kota Labuan Bajo, maka ditugaskan Kementrian Pariwisata, PUPR dan Perdagangan melakukan upaya didukung pemerintah Provinsi dan Kabupaten.

2. Bandara Komodo.
§ Bandara Komodo siap menjadi bandara internasional yang pengelolaannya melalui kemitraan dengan Swasta
§ Landansan pacu siap diperpanjang menjadi 2.200 m disertai pembebasan lahan.

3. Jembatan Pancasila Palmerah.
§ Tinggal kesepakatan harga listrik mitra Belanda yang diharapkan mencapai kesepakatan 14 cent per kwh.
CEO Tidal Bridge BV – Indonesia, Latif Gau yang sedang berada di Belanda ketika dihubungi semalam menyampaikan bahwa Saya Sdh soal harga 14 cent per kwh itu bisa lebih murah lagi tergantung skema pembiayaan yang masih akan dibahas lebih teknis lagi antara Pemerintah Indonesia dengan investor. Harga jual listrik bisa sangat murah kalau skema pembiayaan B to B atau G to G dengan bunga rendah.
§ Pembangunan fisik jembatan didukung sebagai upaya meningkatkan pegembangan enerfi terbarukan yang dapat menjadi model serta mendukung arus barang dan orang dari wilayah Adonara –Flores dan sebaliknya.
§ Akan didorong pengembangan listrik melalui kemitraan bisnis to bisnis

4. Pos Lintas Batas Negara (PLBN).
§ Operasional PLBN dan dukungan pemangunan pasar tetap dilanjutkan.
§ Untuk pengembangan ekonomi maka pengembangan segi tiga pertumbuhan tetap dikembangkan yang diawali dengan kerjasama pendididikan, peternakan dan perikanan.
§ Untuk mendukung segitiga pertumbuhan, maka Bolok dikembangkan sebagai Kawasan Industri yang akan mendukung pengemangan suplay logistic blok marsela.

5. Industri Garam.
§ Pengembangan garam sangat penting.
§ Pengembangan garam Teluk Kupang sudah dimulai 40 ha oleh PN Garam akan ditambah 100 Ha dan kedepan dikembangkan setelah persoalan lahan dengan pemegang HGU diselesaikan melalui proses status lahan terlantar.

6. Bendungan.
§ Bendungan didukung pengembangannya dari rencana 7 menjadi 10 buah. Rencana penambahan 3 bendungan adalah: 1) Bendungan Wola Pare di Kabupaten Sumba Barat Daya, 2) Bendungan Waebara di Kabupaten Sumba Timur dan 3) Bendungan Wae Koe di Kabupaten Ngada.
§ Persoalan lahan harus dituntaskan.
§ Disamping pengembangan bendungan, maka untuk mencegah tenaga kerja keluar, perlu mengoptimal pemanfaatan lahan kering dengan pengembangan jambu mete, sukun dan mangga.




sumber :

Komentar