EDARAN LIBUR PASKAH TAHUN 2024

IAI NTT Protes Proses Desain Jembatan Palmerah

Ilustrasi

KUPANG, TIMEX-Rencana pembangunan Jembatan Pancasila Palmerah di Kabupaten Flores Timur (Flotim) kembali menuai hambatan. Dewan Pengurus Daerah Ikatan Arsitek Indonesia (DPD IAI) Provinsi NTT melayangkan protes ke Tidal Bridge sebagai konsorsium perusahaan yang membangun jembatan dengan taksasi biaya mencapai RP 5 triliun lebih itu.
Dalam surat tertanggal 20 Mei 2017 kepada CEO Tigal Bridge Indonesia, IAI NTT menyampaikan empat hal. Dijelaskan, surat tersebut menanggapi surat Tidal Bridge tetanggal 12 Mei 2017 tentang desain Jembatan Pancasila Palmerah.
Dikatakan, sesuai hasil pertemuan pertama di Hotel Swiss Bellin Kristal Kupang tanggal 16 Maret 2017, telah disepakati bahwa desain jembatan tersebut diserahkan kepada IAI NTT. Selainjutnya, tindaklanjut dari pertemuan pertama tersebut, IAI NTT telah membentuk tim dan menghasilkan desain arsitektur jembatan tersebut dan hasilnya telah dipresentasikan di depan tim Tidal Bridge, Pemda NTT dan LPJK NTT pada 10 Mei 2016 di Hotel Aston Kupang.
Pada poin berikutnya dijelaskan, dalam pertemuan tersebut, telah disepakati bahwa IAI NTT diberi kesempatan untuk membuat lagi 5-10 alternatif desain dengan mekanisme diatur secara internal IAI NTT, bukan mekanisme sayembara.
Masih dalam surat tersebut, IAI NTT mengatakan, membaca surat tersebut (tertanggal 12 Mei), menunjukkan bahwa mekanisme yang disepakati pada 10 Mei 2017 tidak berlaku lagi dan dialihkan ke PT.Buana Archincon dengan mekanisme sayembara yang telah dipublikasi dan terbuka untuk umum.
“Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka IAI NTT menyatakan bahwa secara kelembagaan tidak lagi bertanggungjawab atas mekanisme dan hasil sayembara yang sedang dilaksanakan oleh PT.Buana Archicon,” tulis IAI NTT dalam surat yang ditandatangani Ketua DPD IAI NTT, RObertus Rayawulan dan Sekretaris, Benyamin Pandie itu.
Surat tersebut juga ditembuskan kepada Kadis PU NTT, Karo Pengadaan Barang dan Jasa Setda NTT serta Ketua LPJK NTT.
Sekretaris IAI NTT, Benyamin Pandie yang dikonfirmasi Timor Express, Selasa (23/5) mengakui, surat tersebut sudah dikirim kepada pihak Tidal Bridge namun belum menerima balasan. “Kalau sayembara itu kan kita harus siapkan tim juri dan butuh bersiapan. Tetapi sampai sekarang kami tidak tahu dan sudah diproses oleh perusahaan yang ditunjuk oleh Tidal Bridge. Sehingga kami menyatakan bahwa kami tidak bertanggungjawab atas desain yang nanti dihasilkan,” tandas Benyamin.
Sementara CEO Tidal Bridge Indonesia, Latief Gou yang dikonfirmasi koran ini mengaku belum menerima surat tersebut. Namun saat ditanya terkait keputusan IAI NTT untuk tidak bertanggungjawab atas desain jembatan tersebut, Latief katakan, ada dugaan salah paham antara kedua pihak.
Menurut dia, seluruh proses desain jembatan yang menghubungkan Larantuka dan Pulau Adonara itu tetap melalui IAI NTT. Namun pihaknya menginginkan adanya kompetisi yang terbuka antar para arsitek maupun calon arsitek dari kampus untuk menghasilkan desain yang benar-benar terbaik.
“Kita sudah bicarakan sebelumnya, bahwa jangan hanya IAI, tetapi tetap melalui IAI. Dan kita ingin ada dari luar untuk mencari ide yang ‘gila’ yang out of the box. Jadi jangan dibatasi,” jelas Latief.
Pihaknya pun meminta khalayak untuk mengirim desain dan tetap melalui IAI, dan tidak terbatas hanya anggota IAI. “Jangan hanya anggota IAI, kan belum tentu mereka lebih bagus. Tetapi tetap harus diserahkan ke IAI,” sambungnya lagi.
Dia tambahkan, sayembara dibuka khusus untuk wilayah NTT. Dan, hasilnya akan dipilih tiga desain terbaik. Juara satu akan mendapatkan hadiah utama dan dua lainnya juga ikut mendapatkan hadiah. “Kan anggota IAI sedikit. Siapa tahu ada mahasiswa-mahasiswa yang jago-jago desain, tetapi karena belum lulus, belum punya perusahaan. Tetapi, dia punya ide yang brilian. Sayang dong, nanti kita terpaku pada ide dan desainnya dia (IAI), padahal desain yang lain jauh lebih bagus. Itu saja maksudnya, Kita ingin mendapatkan yang terbaik untuk NTT,” tambah Latief.
Hasil seleksi oleh IAI, lanjut dia akan diserahkan kepada PT.Buana Archincon. Selanjutnya, PT.Buana Archincon akan menyerahkan kepada gubernur untuk dipilih siapa yang terbaik. Yang juara tidak langsung kita kontrak, tetapi kita desain lebih detail dulu, supaya bisa mewakili keinginan kita secara keseluruhan,” tutup dia.
sumber:

Komentar