SELEKSI PENERIMAAN PPPK LINGKUP PEMPROV NTT T.A 2024

Komunitas Peduli Irigasi Mbay Kiri Unjuk Rasa ke Bupati dan DPRD Nagekeo


POS KUPANG.COM, MBAY -- Masyarakat Mbay 1 dan Mbay II yang tergabung dalam Komunitas Peduli Irigasi Mbay Kiri, Senin (19/6/2017), menggelar unjuk rasa damai ke Kantor Bupati dan DPRD Nagekeo.
Mereka menuntut Bupati Nagekeo, Elias Djo membatalkan Surat Keputusan Bupati Nagekeo Nomor:374 tahum 2016 tentang pendistribusian lahan sawah Irigasi Mbau Kiri.
Dengan menggunakan kendaraan roda empat dan roda dua para pengunjuk rasa tiba di Kantor Bupati Nagekeo sekira pukul 09.00 Wita.
Tiba di Halaman Kantor Bupati Nagekeo, para pengunjuk rasa langsung dihadang pagar betis Anggota Satuan Polisi Pamong Praja dan Polisi.
Di Kantor Bupati Nagekeo, para pengunjuk rasa hanya berorasi di Halaman Kantor Bupati Nagekeo. Keinginan para pengunjuk rasa bertemu Bupati Nagekeo, Elias Djo gagal. Elias Djo yang saat itu ada di ruangannya menolak bertemu para pengunjuk rasa.
Setelah hampir dua jam berorasi di Halaman Kantor Bupati Nagekeo, para pengunjuk rasa bergerak menuju DPRD Nagekeo.
Di Halaman Kantor Bupati Nagekeo, mendesak Bupati Nagekeo, Elias Djo membatalkan SK Bupati Nagekeo Nomor: 374 tahun 2016 karena SK tersebut bersifat provokatif.
Hasbul Separ dan Nurkholis, dalam orasi di Halaman Kantor Bupati Nagekeo, menilai, Pemda Nagekeo yang mereka sebut sebagai penguasa telah merampas hak-hak rakyat Mbay I dan Mbau II atas tanah Irigasi Mbay Kiri.
"Kami bukan teroris, apalagi mencari sensasi atau populerisasi diri. Kami datang tuntut keadilan. Hak kami dirampas, diinjaki, diludahi, bahkan dikencingi. Kami diusir dari tanah sendiri. Nenek moyang kami menyerahkan tanah dengab ikhlas untuk kepentingan bersama. Tapi penguasa dengan kebijakan yang tirani, penuh konspirasi, KKN dan cenderung berpihak pada kepentingan kelompokan tertentu telah mengkhianati niat luhur nenek moyang lami. Kami anak cucu diabaikan di tanah kami. Kami dizolimi. Hak kami diinjak. Kami jadi penonton di negeri sendiri. Demi hak, demi harga diri kami akan pertahankan sampai titik darah penghabisan, " kata Hasbul.
Sementara Nikolaus Daeng dalam orasinya, menilai SK Bupati Nagekeo tentang diatribusi lahan Irigasi Mbay Kiri, provokatif, mengadudomba antar orang orang Mbay.
Nikolaus juga mengatakan, Bupati Nagekeo, Elias Djo sebagai penguasa yang arogan karena menggunakan TNI untuk mempertahankan kekuasaan yang tirani.
Di DPRD Nagekeo, para pengunjuk rasa akhirnya diterima DPRD Nagekeo. Namun para pengunjuk rasa harus kembali kecewa karena sebagian besar Anggota DPRD Nagekeo tidak ada.
sumber:

Komentar