EDARAN LIBUR PASKAH TAHUN 2024

Octory tak Bayangkan P3A Air Sagu Masuk Nominasi Lima Nasional



POS KUPANG.COM, KUPANG - Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Usaha Bersama Air Sagu, Noelbaki, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Octory Gasperz, mengaku bangga karena perkumpulan yang dipimpinnya masuk nominasi lima nasional lomba P3A yang berlangsung di Tangerang, 21-24 Mei 2017. Padahal ia tidak pernah membayangkan dapat prestasi itu.
"Jujur, saya punya perasaan sangat bangga karena saya berpikir NTT tidak diperhitungkan di tingkat nasional, karena kita kekurangan air. Tapi ternyata tim penilai sangat obyektif dan kita bisa masuk nominasi lima nasional," kata Octory, kepada Pos Kupang di Noelbaki, Selasa (6/6/2017).
Hari itu, Octory bersama seluruh anggota P3A Usaha Bersama Air Sagu didatangi tamu dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU & Pera). Para tamu itu terdiri dari tim juri, pendamping dan tim media Kementerian PU & Pera. Para tim juri masing-masing Prof. Dr. Ir. Sigit Supatmo Arif (UGM), Dr. Ir. Abi Prabowo (Litbang Kementerian Pertanian RI), Ir. Djito, SP1 (purna tugas Kementerian PU), Niko Darismanto (purna tugas Kementerian PU), Ir. Hardi Priyono (purna tugas Kementerian PU), Susanto (Direktorat Bina OP Kementerian PU & Pera sebagai pendamping) dan Suyono (Direktorat Bina OP Kementerian PU & Pera sebagai pendamping).
Kedatangan para tim juri, pendamping dan tim media di Noelbaki untuk melakukan peninjauan atau pengecekan lapangan apakah sesuai dengan yang dipaparkan dalam sarasehan di Tangerang, 21-24 Mei 2017. Mereka mendatangi dan melihat sumber mata air Air Sagu, melihat saluran irigasi, melakukan wawancara Ketua P3A Usaha Bersama Air Sagu serta melakukan dialog dengan seluruh anggota P3A di Balai Usaha Bersama Air Sagu.
Menurut Octory, walaupun apa yang disampaikan dalam sarasehan sesuai dengan fakta di lapangan, namun awalnya dia sempat pesimis bisa lolos masuk nominasi nasional. Sebab selama ini NTT tidak diperhitungkan di tingkat nasional. Ternyata, rasa pesimisnya itu tidak terbukti. Dari 17 P3A yang ikut dalam lomba tersebut, ternyata nilai P3A Balai Usaha Bersama Air Sagu masuk nominasi lima besar nasional.
"Saat ini tim juri sudah datang untuk menilai di lapangan. Karena nilai dalam sarasehan hanya 40%, sedangkan penilaian lapangan 60%. Mereka mau melihat apa betul yang dibicarakan dalam sarasehan itu sesuai dengan aktivitas di lapangan. Dan ternyata mereka sudah lihat sendiri, memang ada aktivitas di lapangan," kata Octory. Ia mengharapkan dengan turunnya tim juri hasil akhirnya bisa naik dari peringkat lima ke peringkat empat atau tiga nasional.
Octory mengharapkan P3A Usaha Bersama Air Sagu juga menjadi P3A model bagi NTT atau Indonesia Timur, sehingga bisa dikenal di Indonesia Tengah maupun Barat.
"Walaupun orang bilang kita disini lahan kering tapi kita juga ada P3A yang bisa mengatur air secara efektif dan efisien," katanya.
Dikatakannya, masalah utama selama ini adalah sarana dan prasarana terutama captering yang bocor, saluran yang sudah tua secara usia karena dibangun sekitar 30-an tahun lalu. Saluran tersebut perlu direhab berat atau dibongkar untuk diganti yang baru.
"Mudah-mudahan dengan hasil lomba ini, pemerintah provinsi maupun pusat bisa menghargai kami dengan memperbaiki sarana dan prasarana yang ada, bila perlu dibangun baru dan lengkap dengan sarana-sarana pengukurannya," harapnya.
Susanto, salah seorang pendamping tim juri mengatakan, ada empat aspek yang dinilai, yakni pembiayaan, kelembagaan, teknis irigasi dan teknis pertanian.
sumber:

Komentar