SELEKSI PENERIMAAN PPPK LINGKUP PEMPROV NTT T.A 2024

Proyek Jalan Negara Borong-Ruteng Siluman



BORONG, TIMEX – Proyek pembangunan jalan di ruas jalan negara Borong-Ruteng, diduga siluman. Pasalnya, pekerjaan yang biayai APBN tahun 2017, tidak terlihat adanya papan proyek di lokasi pekerjaan dan di sepanjang jalur.
Pantauan Timor Express, Sabtu (17/6) proyek yang berlokasi di Kampung Lerang Desa Golo Loni Kecamatan Rana Mese, melaksanakan pekerjaan penggusuran pelebaran jalan, pekerjaan drainase dan agregat hotmix pada satu sisi bahu jalan.
Di sekitar lokasi proyek itu tidak tampak dipajang papan informasi proyek. Selain itu, sepanjang ruas jalan, baik dari arah Borong menuju Ruteng dan sebaliknya, papan itu tidak ada. Sehingga publik sulit mengetahui, terkait paket proyek tersebut.
Baik itu besar anggaran, batas waktu pekerjaan, kontraktor pelaksana dan lainnya.
Ardianus dan Endi Ndirus, warga Kecamatan Rana Mese yang ditemui Timor Express di sekitar lokasi proyek, Sabtu (27/6) mengaku heran dengan proyek APBN tersebut. Menurut mereka, semua kegiatan fisik yang melalui proses tender bersumber dari uang negara, wajib hukumnya untuk memasang papan proyek.

“Banyak orang yang tidak tahu ini paket proyek apa. Berapa anggarannya dan siapa kontraktornya. Proyek ini terkesan tidak transparan. Karena kami tidak bisa melihat ada papan proyeknya,” ujar Ardianus.
Ia kesal dengan pemerintah dan pengawas, karena membiarkan hal itu. Karena itu, ia berharap, kontraktor secepatnya memasang papan proyek. Karena sangat penting. Biar transparan dan masyarakat mudah mengawasi pekerjaan yang dilaksanakan.
Proyek dengan angka seratus juta saja, selalu dan wajib dipajang papan informasi.
Hendro Balo, warga Borong yang temui Timor Express mengatakan, sejak proyek itu dilaksanakan, dirinya tidak melihat ada papan proyek sebagai media informasi pekerjaan proyek tersebut kepada publik.

Kata dia, dalam aturan, semua proyek fisik yang dibiayai negara, wajib memasang papan nama proyek.
“Kalau proyek seperti ini tidak pasang papan nama, maka satu bentuk pelanggaran. Kami masyarakat juga bisa mencurigai, jangan sampai ini ada kesengajaan dan permainan antara pemerintah yang punya proyek dan kontraktor. Seperti dugaan cari untung,” kata Hendro.

Sementara, tokoh masyarakat Poco Ranaka Timur, Sensi Dalur yang ditemui Timor Express di Borong, Minggu (18/6) mengatakan, papan nama proyek itu wajib dipasang karena sudah diatur dalam peraturan di Indonesia. Tujuannya selain memudahkan pengontrolan, juga agar masyarakat dapat mengetahui bangunan apa yang sedang dibangun serta sumber dana dari mana dan siapa pelaksanannya.
Disamping itu, masyarakat bisa melihat masa kontrak pekerjaan dan besar anggaran diketahui umum. Tentu sebagai warga Republik Indonesia, kata Sensi, dirinya sangat kesal dan kecewa. Jika pembangunan dan pekerjaan fisik bangunan tidak dilengkapi papan proyek, layak dianggap sebagai proyek siluman.
“Kalau tak dipasang papan nama, saya bisa curiga, itu proyek siluman yang hanya ingin mencari keuntungan. Apalagi ini kerja di ruas jalan negara trans Flores. Kalau saya lihat model pekerjaan, ini proyek menelan biaya besar. Kami yakin pekerjaan lainnya yang nilainya lebih kecil juga ogah-ogahan memasang papan nama,” terangnya.
Sensi mendesak pemerintah terkait, agar bisa menegur rekanan yang tidak melaksanakan amanah undang-undang yang mengatur tentang standar operasional prosedur (SOP) dalam pelaksanaan proyek. Bila perlu, harus memberi sanksi.
Dia meminta, agar papan proyek segera di pasang di sekitar lokasi proyek.
Hingga berita ini diturunkan, Satker maupun PPK pekerjaan tersebut belum dapat dikonfirmasi.

sumber:

Komentar