SELEKSI PENERIMAAN PPPK LINGKUP PEMPROV NTT T.A 2024

Warga dan DPRD Keluhkan Pengerjaan Jalan Betun- Fahiluka


Warga Desa Kletek dan Desa Fahiluka mengeluhkan pengerjaan jalan Betun-Fahiluka yang dibagi ke dalam 4 segmen dan di kerjakan oleh PT Sumber alam, PT Bumi Nusantara Pratama, PT anugrah Tuan Vinelisa dan PT Surya Agung dengan pagu kurang lebih 21 Miliar.
Pasalnya, 5 bulan terakhir, warga harus menghirup debu akibat pengerjaan jalan tersebut. Selain itu, lambatnya pengerjaan fisik jalan tersebut juga menjadi keluhan masyarakat.
Herminus Klau warga desa Kletek, mengaku setiap hari harus "makan" debu setiap kali ada kendaraan yang melintasi jalan Betun-Fahiluka yang sementara dikerjakan tersebut.
Debu material pasir yang dihambur di badan jalan berterbangan setiap kali dilindas kendaraan baik roda dua maupun roda empat yang melintasi jalan tersebut.
Dirinya berharap, agar kontraktor yang mengerjakan proyek jalan tersebut bisa menyiram air di badan jalan setiap pagi dan sore hari untuk mengurangi debu.
"Coba kontraktornya siram air pagi dan sore pasti tidak debu begini. Selain mengurangi debu, dengan disiram air tentunya material pasirnya akan lebih padat dan lengket," ungkapnya.
Kristoforus Berek, warga desa Fahiluka mengatakan, progress pengerjaaan Jalan Betun- Fahiluka terlalu lambat.
Hingga saat ini item pemasangan drainase pun belum selesai dikerjakan. Sedangkan untuk agregatnya baru sebagian badan jalan yang diagregat.
"Terlalu lama pak. Mana sudah jalan 4 bulan masih pasang talud dan drainase. Ini kapan mau siram aspal kalau begini. Sementara itu, setiap hari kami masyarakat harus makan debu," keluh Berek.
Keluhan akan lambatnya pengerjaan jalan Betun-Fahiluka juga diangkat oleh anggota DPRD Hendrik Melki Simu dalam sidang paripurna perubahan APBD 2017, Selasa (26/9/2017).
Proyek yang dipecah menjadi 4 Segmen tersebut, dinilai berjalan lambat akibat kekurangan alat berat dan dicurigai dikerjakan oleh satu PT.
"Saya curiga 4 papan nama PT yang kerja itu cuma omong kosong. Saya curiga itu satu orang saja yang kerja. Buktinya, kalau di segmen I dikerjakan, pasti segmen 2, 3 dan 4 pasti tidak ada pekerjaan. Sudah begitu, mana PT skala nasional begitu mobil yang angkut material hanya 6, gregernya 1 dan fibronya hanya 1. Itu bagaimana mau cepat selesai. Pantas saja kalau batas waktu kontraknya sudah berakhir 29 Agustus lalu tetapi pekerjaan fisik di lapangan belum apa-apa," keluh Melki dengan nada tinggi.
Sumber:

Komentar