EDARAN LIBUR PASKAH TAHUN 2024

Pos Polisi Pun Dibangun Lebih Ramah


Upaya Dinas PUTR NTT dan Pemkot Menata Wajah Kota Kupang Lebih Modern (3-Selesai)
Penataan Kota Kupang di empat segmen awal sepanjang Jalan Frans Seda hingga Jalan El Tari tidak hanya menyiapkan sarana dan prasarana menunjang aktivitas di area publik, tetapi juga turut menata kantor layanan publik. Terutama Pos Polisi yang ada di sepanjang segmen tersebut turut ditata. Kesan sangar dan menakutkan akan hilang. Diganti dengan kesan ramah dan menarik.
KRISTO EMBU, Kupang
JUMAT (6/10) merupakan tonggak dimulainya penataan Kota Kupang yang lebih modern dan memiliki ciri khas. Saat itu berlangsung pertemuan antara Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Kore dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUTR) NTT, Andre Koreh.
Wajah Kota Kupang -untuk tahap pertama ini- sepanjang Jalan Frans Seda dan El Tari akan berubah total. Empat segmen yang akan dibangun membuat kota ini menjadi kota yang modern. Tidak hanya sarana dan prasarana penunjang yang disiapkan di ruang publik, pemerintah juga memperhatikan kantor/fasilitas pemerintah.
Kebetulan yang masuk di empat segmen tersebut adalah Pos Polisi. Karena itu, Pos Polisi di Jalan Frans Seda dan Jalan El Tari ini akan dibangun ulang. “KOnsepnya harus sesuai dengan konsep dasar flamboyan. Karena itu kantor Pos Polisi ini juga dirancang agar lebih ramah dan menarik. Kesan sangar dan menakutkan tidak ada sama sekali,” jelas Kepala Dinas PUTR NTT, Ir. Andre W. Koreh, MT kepada koran ini, Senin (16/10).
Hal ini pun sudah diserahkan kepada Wali Kota Kupang, Jefri Wiru Kore saat pertemuan itu. Mengenai pertemuan itu, Andre mengatakan, sebenarnya sudah lama direncanakan sejak Jefri dilantik menjadi Wali Kota Kupang 22 Agustus 2017. “Saat itu, Pak Wali mengharapkan dukungan terutama infrastuktur di Kota Kupang. Pada prinsipnya siapa pun kepala daerah yang sudah dapat mandat wajib kami dukung. Karena dia tidak bisa kerja sendiri. APBD Kota terbatas. Butuh dukungan Pemprov dan Pemoriv wajib dukung karena Kota Kupang adalah ibu kota provinsi,” kata Andre.
Akhirnya pertemuan itu terlaksana, Jumat (6/10). Wali Kota Kupang datang bersama stafnya. Sementara Kadis PUTR NTT hadir lengkap bersama staf. “Saat itu saya berikan konsep RTBL kepada Wali Kota. Saya juga jelaskan secara visual. Karena apa pun yang kita buat harus ada dukungan kuat dari pemerintah provinsi dan pemerintah kota,” kata Andre.
Kebetulan, lanjut Andre, Pemkot belum menyiapkan konsep dan Pemprov sudah ada konsep yang jelas dan disambut baik oleh Wali Kota Kupang sehingga konsep tersebut digunakan di Kota Kupang. Hanya Andre menjelaskan, konsep tersebut baru langkah awal. Sehingga baru ada empat segmen. “Saya perkirakan masih ada empat sampai lima segmen lagi bisa ditata agar kota ini menjadi lebih baik,” ujarnya.
Dirinya yakin konsep RTBL ini akan terwujud karena sudah ada dasar hukum yang jelas yakni sudah ada Perwali. Karena itu, masalah klasik pendanaan bisa diatasi karena pemerintah pusat bisa turut ambil bagian. “Karena sudah ada dasar hukumnya yakni Perwali sehingga dana dari APBN bisa dialokasikan,” kata Andre.
Andre menegaskan, supaya mendapat dana APBN harus ada Rencana Pembangunan Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM). “Kalau belum ada maka hanya ditampung. Kalau asal bangun tidak ada konsep maka akan ada pemborosan,” ujarnya. Penyusuan RTBL, kata Andre, sudah sangat lengkap. Ada tinjauan secara teknis, sosiologis, arstitektur, termasuk budaya dan filosofi. Kajian ini lahirkan RTBL Kota,” ujarnya lagi.
Dirinya kembali menegaskan, kalau empat segmen dengan dana sekitar Rp 120 miliar itu dibangun maka Kota Kupang dengan konsep kota flamboyan akan kelihatan. Kota ini akan punya ciri khas. Selama ini, Kota Kupang hanyalah warisan, tanpa ada perubahan yang mendasar.
Untuk memuluskan rencana tersebut, selain presentase kepada ahli, juga telah dilakukan presentase kepada warga yang tanahnya dilewati progam ini. “Mereka sambut dengan antusias. Sehingga saya yakin tidak ada halangan yang berarti dalam pembangunan empat segmen tersebut,” kata Andre lagi.
Fasilitas umum yang disiapkan di sepanjang empat segmen tersebut juga sangat memadai. Antara lain, fitnes untuk umum, arena khusus orang tua, anak-anak dan pedestrian untuk Lansia. Ada wi-fi area, sepeda statis hingga gym. Ada pula kafetaria, mini teater dan playground untuk anak-anak. Khusus di Boni M ada embung dan mini teater.
Sumber:

Komentar