EDARAN LIBUR PASKAH TAHUN 2024

Walikota Jeriko Sambangi Kadis Andreas, Apa Saja Yang Dipercakapkan?



Walikota Kupang Jefri Riwu Kore (Jeriko) bertekad mengubah wajah Kota Kupang menjadi lebih hijau, bersih dan indah.
Jalan menuju ke tekatnya itu, Jeriko mulai melakukan lobi dan pendekatan dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Timur (NTT).
Langkah awal yang dilakukan Jeriko adalah bertemu langsung dengan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi NTT Andreas W Koreh di ruang kerjanya, Ilustrasi Ketua Pengda IPSI NTT Andreas W. Koreh memimpin acara Buka Puasa bersama di Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi NTT, bertempat di Kator Gubernur NTT Pertama, Jalan Basuki Racmat No. 1 Kelurahan Naikolan, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang, Jumat (6/10/2017).
Pada kesempatan itu, Jeriko yang baru dilantik pada 22 Agustus 2017 yang lalu mengatakan, dirinya terus menjalin koordinasi dengan semua pihak demi perubahan di Kota Kupang.
Tak heran, usai dilantik, ia pun bergerak cepat menjalin komunikasi, tidak saja dengan pihak swasta dan pemerintah daerah, tapi juga berbagai kementerian.
Ia juga ingin menata berbagai infrastruktur di Kota Kupang. Oleh karena itu, ia menjalin komunikasi intens dengan Dinas PUPR Provinsi NTT.
“Kita tidak bisa mengharapkan anggaran di Kota Kupang. Tidak mungkin andalkan Kota Kupang. Jadi kita mohon bantuan Pemprov untuk ikut menata Kota Kupang, kota kebanggaan kita bersama,” kata Jeriko.
Persoalan yang dihadapi Kota Kupang saat ini, katanya, adalah infrastruktur jalan. Masih banyak jalan yang butuh perbaikan. Termasuk jalan yang menjadi tanggung jawab Pemprov. Selain jalan, lampu-lampu jalan juga masih menjadi pekerjaan berat.
“Kami berharap kerja sama dengan Pemprov agar di jalan provinsi ada lampu yang bagus,” tambahnya.
Jeriko mengatakan, lampu jalan harus dilengkapi CCTV untuk mengurangi atau mengantisipasi terjadinya kriminalitas di Kota Kupang. Selain itu, untuk menunjang konsep Smart City, lampu jalan dilengkapi dengan Wifi dan juga lampu hias.
Selain lampu jalan, drainase juga menjadi perhatian serius. Pasalnya, saat musim hujan, beberapa kawasan di Kota Kupang mengalami banjir. “Harus ada drainase yang bagus supaya kurangi banjir,” katanya.
Selain drainase, trotoar juga mesti dibangun. Saat ini sangat sedikit trotoar di Kota Kupang.
“Karena kami targetkan satu atau dua tahun sudah mulai ada perubahan di kota ini, sehingga kami komunikasi terus. Kami berbesar hati Pak Andre mau mendengar keluhan kita,” kata Jeriko.
Andreas Koreh
Sementara itu, Kadis PUPR Provinsi NTT Andreas W Koreh menyambut baik niat Jeriko berdiskusi tentang tata ruang Kota Kupang.
Kadis Andreas mengatakan, Walikota Kupang merupakan kepala daerah kedua yang mendatangi Kantor Dinas PUPR NTT untuk berdiskusi tentang penataan ruang. Sebelumnya ia ditemui Bupati Flores Timur. “Biasanya kami yang ke daerah temui kepala daerah. Kami merindukan ada koordinasi,” kata Andreas.
Kadis Andreas juga mengatakan, kedatangan walikota adalah penghargaan karena sangat jarang kepala daerah datang langsung ke Dinas PUPR. Ia berharap ke depan komunikasi seperti ini terus berjalan, sehingga sama-sama membangun masyarakat.
Dijelaskan Kadis Andreas bahwa Pemprov NTT sudah banyak membangun infrastruktur di Kota Kupang, baik jalan, lampu jalan maupun drainase, termasuk air minum perkotaan dan penataan sampah dan sanitasi. “Tahun ini bangun beberapa ruas jalan, investasi Rp 15 miliar,” kata Andreas.
Ia juga menguraikan, soal penataan ruang Kota Kupang, Dinas PUPR NTT sudah punya konsep. Bahkan, sudah ada Detail Engineering Design (DED), termasuk rancangan biaya. “Konsep pembangunan infrastruktur Kota Kupang yang kami buat cukup lengkap,” katanya.
Ia membaginya dalam lima segmen, mulai dari pertigaan Polda NTT hingga Bundaran Patung Tirosa (Bundaran PU). “Ini sudah disetujui dewan (DPRD Provinsi NTT) dan sudah ada Perwali. Jadi setiap ada pembangunan akan mengacu pada konsep ini,” tambahnya.
Menurutnya, dari lima segmen itu, satu segmen yakni kawasan Jalan El Tari menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi NTT. Sedangkan empat lainnya masih butuh anggaran baik dari daerah maupun pusat. Total biaya empat segmen ini adalah Rp 120 miliar. “Tapi pembangunannya tentu tidak bisa sekaligus,” katanya.
Ia menjelaskan, Taman Nostalgia akan disulap lebih indah. Akan ada teater mini di Tamnos. Di taman ini juga akan ditambah berbagai fasilitas pendukung. Khusus Tamnos, menurut Andreas tak ada persoalan, karena lahannya milik pemerintah.
Selanjutnya, kawasan Jalan Frans Seda, khususnya di kawasan Boney M juga akan ditata. Kawasan ini akan dijadikan taman kota. Karena lahannya cukup luas, direncanakan akan dibangun embung kota. Di dalamnya dilengkapi ampiteater mini berhadapan dengan embung. Boney M Park akan dilengkapi area khusus pedagang kaki lima (PKL), air mancur, pedestrian dan parkiran.
Di lima segmen ini juga akan dibangun monumen baru. Khusus di Jalan Frans Seda, Patung Kirab akan diganti menjadi Bundaran Moko. Selanjutnya, pertigaan menuju Ruko Oebobo akan dibangun Tugu Peo yang berbentuk ketapel.
Selanjutnya, di perempatan Jalan El Tari, tugu Bank Indonesia akan diganti menjadi Monumen Caci.
Memasuki kawasan Jalan El Tari, akan dibangun Gerbang Gading, tepatnya di depan Rumah Jabatan Gubernur NTT.
Selain itu, pedestrian juga akan ditata lebih indah. Akan ada ornamen-ornamen dan patung-patung dengan ciri khas NTT. Di Jalan W. J. Lalamentik juga akan dibangun shelter berbentuk sasando. Alat musik tradisional asal Pulau Rote ini juga akan dipasang di pedestrian Jalan El Tari. Selanjutnya, di pertigaan menuju Jalan Polisi Militer, akan dibangun patung kuda.
“Pemkot Kupang juga bisa membuat rencana tata bangunan dan lingkungan (RTBL) baru untuk segmen lainnya. Hal ini memudahkan pemprov mengalokasikan anggaran. Kita harapkan ada bantuan pusat. Kita sudah siapkan desain, sehingga tinggal anggarannya,” pungkas Kadis Andreas.
Sumber:

Komentar