- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Inilah banjir yang merendam Kompleks Puskesmas Silawan, Setelah Surut, Selasa (28/11/2017) lalu. |
Tak hanya kompleks SMPN Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur (Tastim) yang diterjang banjir. Bangunan Puskesmas Silawan yang bersebelahan dengan sekolah ini justru lebih parah.
Hujan yang mengguyur wilayah ini beberapa minggu terakhir justru mengakibatkan bangunan puskesmas perbatasan RI-RDTL ini terendam banjir setinggi hampir satu meter.
Kepala Desa Silawan, Ferdinandus Mones Bili kepada Pos Kupang, Rabu (6/12/2017) mengatakan, pemberitaan Pos Kupang bahwa banjir menggenangi SMPN Silawan beberapa waktu lalu harus diluruskan.
Menurutnya, banjir tak hanya menggenangi sekolah itu melainkan juga merendam rumah warga di Dusun Adubitin hingga Puskesmas Silawan yang baru dibangun.
"Jadi mohon diluruskan bahwa selain SMPN Silawan, juga rumah warga dusun Adubitin sampai puskesmas lebih parah," ujarnya.
Dia berharap pemerintah segera memperhatikan kondisi ini dengan membangun saluran air agar banjir tak lagi meremdam rumah warga.
"Kalau bisa perlu ada semacam got supaya jangan masuk ke rumah warga dan SMP dan puskesmas. Hal ini juga yang sejak awal kita perjuangkan tapi belum ada tanggapan," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Hujan deras yang mengguyur wilayah Atambua dan sekitarnya termasuk Desa Silawan, Perbatasan RI-RDTL tak hanya menjadi berkah bagi petani untuk segera menanam, tapi juga menjadi bencana bagi SMPN Silawan.
Tak seperti tahun-tahun sebelumnya ketika hujan tiba. Tahun ini, SMPN Silawan yang terletak persis di samping Puskesmas Silawan ini mengalami sedikit bencana yakni terendam banjir pada Jumat (17/11/2017) lalu dan terulang lagi di Selasa (28/112017).
Kepala SMPN Silawan, Yosef Oki kepada Pos Kupang, Rabu (29/11/2017) mengatakan, banjir pada tanggal 17 november dan 28 november itu merendam tujuh ruang kelas dan mes guru.
"Hari jumat 17 November itu paling parah. Kejadiannya sekitar pukul 16.00 wita sampai pukul 19.00 wita. Banjirnya meluap sekitar pukul 20.00 wita mengakibatkan tujuh ruang kelas dan mes guru terendam air kurang lebih satu meter. Lahan pertanian sekolah terendam juga tanamannya hancur," ujarnya.
Menurutnya, kompleks sekolah itu baru tahun ini mengalaminya dan itu lebih disebabkan karena adanya pembangunan tembok Puskesmas serta ruas jalan raya Atambua-Motaain yang baru dikerjakan itu tanpa adanya saluran drainase.
Tahun lalu, lanjutnya, meski tanpa drainase, sekolah tersebut tidak terendam karena belum adanya pembangunan gedung baru Puskesmas Silawan serta septictanknya yang lebih tinggi sehingga banjir kiriman dari arah Kantor Kepala Desa Silawan langsung menuju Motaain.
"Baru tahun ini terjadi karena pembangunan tembok puskesmas. Yang mengherankan, baru kali ini proyek jalan ini tanpa adanya drainase," tambah Wakil Kepala Sekolah, Petrus Bere Bria.
Menurut Yosef dan Petrus, sudah ada pejabat dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belu yang datang meninjau sekolah tersebut.
Mereka berharap segera ada tindaklanjut berupa solusi sehingga tidak ada lagi banjir yng melanda sekolah tersebut.
Pantauan Pos Kupang, Rabu (29/11/2017), bekas rendaman banjir pada tembok bangunan sekolah masih terlihat. Ada bagian tertentu yang ketinggian air mencapai satu meter. Namun bagian lain hanya melewati lutut orang dewasa.
Anak-anak sekolah pada gedung yang dekat Puskesmas Silawan terpaksa mencopot sepatunya dan meninggalkannya di luar ruangan untuk mengikuti proses belajar mengajar di ruang kelas.
Sumber:
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar