- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Managing Director PT. Tidal Bridge Indonesia Latif Gau mengatakan, Pre-Feasibility Study (PFS) Jembatan Pancasila Palmerah di Kabupaten Flores Timur telah selesai.
“Ada dua versi yang nanti tetap dipakai, satu PFS dari pemerintah, satunya dari pihak kami. Dan itu tidak menjadi persoalan,” kata Latif usai mengikuti acara peringatan HUT NTT ke-59 di Kantor Gubernur NTT, Jl. Raya El Tari, Kota Kupang, Rabu (20/12/2017) pagi.
Ia menambahkan, walaupun hari ini Presiden Jokowi belum sempat melakukan Groundbreaking, namun pihaknya terus bekerja.
“Soal Groundbreaking itu kan hanya sekedar seremonial. Saat ini, kami tetap bekerja,” jelasnya.
Menurutnya, walaupun agak molor rencana Groundbreaking ini, pihaknya percaya bahwa jembatan penghubung Pulau Adonara dengan Flores itu tetap dilaksanakan.
“Kemarin kita sudah menandatangani surat perjanjian dengan pihak PLN. PLN sudah siap beli. Harganya kemarin itu 7,2 dolar per KWH. Kalau jembatannya ada, harganya pasti lebih tinggi,” katanya.
Gubernur NTT Frans Lebu Raya dan Kadis PUPR Andreas W. Koreh sedang berdiskusi dengan pihak PT. Tidal Bridge Indonesia. (foto: ambuga/moral-politik.com)
Untuk menunjukan keseriusan dalam pembangunan jembatan ini, pihak Tidal Bridge Indonesia telah mengunjungi Indonesia sejak 2 tahun lalu.
“Biaya sekali perjalanan dari Belanda ke Indonesia menelan biaya sekitar 10.000 Euro. Kalau dirupiahkan bisa sampai 150 juta. Biaya itu untuk 1 orang dalam sekali perjalanan. Kami yang berkunjung saat ini ada 6 orang. Ini menunjukkan keseriusan kami dalam pembangunan jembatan ini,” tegasnya.
Sumber :
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar