EDARAN LIBUR PASKAH TAHUN 2024

Efek Pembangunan Infrastruktur Terhadap Provinsi NTT


Selama periode Triwulan IV tahun 2017, Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat beberapa pembangunan infrastuktur di NTT.
Catatan dimaksud berkaitan dengan efek dari pembangunan infrastruktur terhadap laju pertumbuhan ekonomi masyarakat NTT.
“Kami mencatat berbagai pembangunan infrastruktur di NTT yang berperan besar dalam laju pertumbuhan ekonomi masyarakat NTT. Walau kami belum bisa memberikan angka persen yang pasti, pembangunan infrastruktur tersebut telah mendorong laju pertumbuhan ekonomi kita,” kata kepala BPS NTT Maritje Pattiwaellapia kepada wartawan di Kota Kupang, Senin (5/2/2018).
Pertama, lanjut Maritje, Bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang yang telah rampung dikerjakan dan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo dengan nilai proyek sebesar Rp. 646 miliar.
“Selain Bendungan Raknamo, rampungnya proyek pembangunan Jembatan Petuk pada Oktober 2017 juga mendorong laju perekonomian kita. Jembatan Petuk memiliki panjang 320 meter dan menelan biaya sebesar Rp. 235,5 miliar,” jelasnya.
BPS NTT pun mencatat dua proyek strategis yang sedang dikerjakan dan menjadi pendorong tumbuhnya ekonomi masyarakat NTT.
Pertama, Bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu. Bendungan ini memiliki daya tampung sekitar 2,67 juta kubik air dan ditargetkan pembangunannya kelar pada 2018 dengan menelan anggaran 470 miliar.
Kedua, Bendungan Napun Gete di kabupaten Sikka. Bendungan ini menelan anggaran sebesar Rp. 849,9 miliar dan ditargetkan kelar pada 2020 nanti.
BPS NTT pun memasukkan pembangunan tiga terminal yang sangat berperan dalam mendorong perekonomian masyarakat NTT.
“Ada tiga pelabuhan penumpang di Pulau Flores, yaitu pelabuhan Maumere di Kabupaten Sikka, pelabuhan Ende dan Pelabuhan Ippi di Kabupaten Ende. Proses pembangunan pelabuhan di Maumere sudah mencapai 80 persen, sementara di di Ende dan Ippi mencapai 20 persen,” ungkap Maritje. ambuga
Sumber:

Komentar