EDARAN LIBUR PASKAH TAHUN 2024

Waspadai Kecelakaan! Jalan Sabuk Merah di Kecamatan Lasiolat Kabupaten Belu Amblas

Inilah ruas jalan sabuk merah perbatasan yang mengalami kerusakan di Desa Lasiolat, Kecamatan Lasiolat, Kabupaten Belu, Provinsi NTT. 

Inilah ruas jalan Sabuk Merah perbatasan yang mengalami kerusakan di Desa Lasiolat, Kecamatan Lasiolat, Kabupaten Belu, Provinsi NTT.

Peringatan bagi warga Kabupaten Belu perbatasan RI-RDTL yang akan berangkat dari Atambua menuju Lamaknen atau menuju Haekesak dan sebaliknya.
Agar berhati-hati ketika tiba di Desa Lasiolat, Kecamatan Lasiolat.
Pasalnya, ruas jalan sabuk merah perbatasan yang akan dilintasi sedang mengalami rusak berat.
Hampir seluruh badan jalan amblas sedalam 10 centimeter (cm) sampai 30 cm.
Jika tidak hati-hati, pelintas yang menggunakan sepeda motor atau mobil bisa mengalami kecelakaan.
Adapun ruas jalan yang mengalami kerusakan berat di wilayah RT 001/RW 001, Desa Lasiolat, Kecamatan Lasiolat.
Sedang ada upaya dari pihak kontraktor untuk memperbaikinya, namun diduga karena terdapat rongga dalam tanah sehingga badan jalan amblas.
Salah satu warga kepada wartawan mengatakan kerusakan tersebut sudah terjadi sejak tahun lalu dan sudah ada upaya perbaikan tetapi rusak kembali.
Pantauan Pos Kupang, Minggu (4/2/2018), panjang jalan yang mengalami kerusakan mencapai 10 meter dengan lebar kerusakan hampir memakan seluruh jalan.
Jalan tersebut amblas ke dalam tanah dengan kedalaman sekitar 10-30 cm. Bronjong penahan tanah dengan ketinggian sekitar dua meter yang berada di sisi kiri jalan pun amblas.
Pihak kontraktor sudah membuat tembok penahan di beberapa tanah yang sudah dikeruk.
Hanya saja, beberapa tempat yang dikeruk persis di halaman rumah warga belum dibuat tembok penahan.
Akibatnya, tanah yang dikeruk mulai longsor karena tak ada tembok penahan. Saluran yang telah digali pun kini mulai tertimbun tanah akibat erosi air hujan.
Salah seorang warga RT 001, RW 001, Desa Lasiolat, Kecamatan Lasiolat, Oktavianus Loe mengeluhkan kerusakan jalan tersebut, juga tanah yang sudah dikeruk oleh pihak kontraktor, tapi belum dibuat tembok penahan.
Menurutnya, banyak sekali tanah yang dikeruk persis di halaman perumahan warga, tapi belum dibuat tembok penahan.
Di musim hujan seperti saat ini, banyak tanah yang longsor ke dalam saluran akibat belum dibuatnya tembok penahan.
"Kami minta kalau bisa pihak kontraktor secepatnya membuat tembok penahan, kalau tidak tanah bisa longsor sampai di rumah tempat tinggal kami," pintanya.
Sumber:

Komentar