- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Para tim juri Kementerian PUPR saat bertatap muka
dengan Kadis PUPR NTT dan jajarannya di Ruang Rapat Kadis PUPR NTT, Selasa
(3/7/2018) pagi.
|
Ketua
Tim Juri Lomba Operasi dan Pemeliharaan (OP) Irigasi Partisipatif Perkumpulan
Petani Pemakai Air (P3A) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(PUPR), Dadang Ridwan, memuji keseriusan Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT mengelola
daerah irigasi (DI) di daerah ini.
Pujian
ini disampaikan Dadang seusai bertatap muka dengan
Kepala Dinas PUPR NTT, Ir. Andre W Koreh, MT, Selasa (3/7/2018).
Tatap muka itu dihadiri 5 anggota dewan juri, serta
dihadiri Sekretaris Dinas PUPR NTT, Johanis Toby, Kabid OP dan Irigasi, Beni
Nahak, Kabid SDA dan Irigasi, Djajadi, para kepala seksi, Kepala BWS NTT II
NTT, Agus Sosiawan, Kasatker OP Irigasi BWS NT II, Fernando Rajagukguk.
Dadang
mengatakan, dari pengamatan pemerintah pusat, pengelolaan DI mulai mengalami
pergeseran. "Kalau dulu antara wilayah Barat dan wilayah Timur ada
perbedaan yang cukup tajam, tapi sekarang sudah mulai mencair. Contohnya NTT,
kalau dilihat dari kinerja pengelolaan DI di wilayah Barat dan Timur sudah
mulai ada kesamaan. Pengelolaan DI di NTT sekarang sangat bagus," kata
Dadang yang juga Kepala Seksi (Kasi) OP Irigasi Wilayah Barat Kementerian PUPR
ini.
Menurut
Dadang, perubahan di NTT sangat signifikan. "Untuk wilayah Timur, NTT
paling bagus (dalam pengelolaan DI)," katanya.
Acara
tatap muka dengan Kadis PUPR NTT dan jajarannya ini dilakukan sebelum tim juri
melakukan visitasi lapangan di DI Bena, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).
Menurut
Dadang, lomba OP irigasi partisipasif P3A ini dilakukan untuk mendorong petani
dalam hal ini P3A agar lebih aktif dalam pengelolaan irigasi.
Visitasi
lapangan ini, jelas Dadang, merupakan tindaklanjut dari kegiatan sarasehan 3-5
Mei 2018 di Surabaya. Dalam sarasehan tersebut, DI Bena NTT mendapat juara
tiga.
Hasil
sarasehan tersebut, jelas Dadang, penilaiannya ditambah dengan visitasi
lapangan untuk memastikan apa yang disampaikan dalam sarasehan sesuai dengan
yang di lapangan. Bobotnya, sarasehan 40 persen dan visitasi lapangan 60
persen.
"Kami
hanya mau pastikan apakah betul kinerja bagus di lapangan seperti yang
disampaikan dalam sarasehan," kata Dadang.
Tim
visitasi ini terdiri dari 5 orang juri dari berbagai unsur kepakaran seperti
dari Kementerian PUPR, akademisi, instansi (Kementerian Pertanian).
Menurut
Dadang, ada empat aspek yang dinilai dalam lomba ini, yakni teknik irigasi,
teknik pertanian, aspek kelembagaan, dan aspek pendanaan.
"Masing-masing
juri beri penilaian sendiri dan panitia tidak bisa mengintervensi. Penilaian
itu hak mutlak dari juri," kata Dadang.
Sumber:
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar