SELEKSI PENERIMAAN PPPK LINGKUP PEMPROV NTT T.A 2024

Dadang Puji Keseriusan Pemprov NTT Kelola Daerah Irigasi

Para tim juri Kementerian PUPR saat bertatap muka dengan Kadis PUPR NTT dan jajarannya di Ruang Rapat Kadis PUPR NTT, Selasa (3/7/2018) pagi.

Ketua Tim Juri Lomba Operasi dan Pemeliharaan (OP) Irigasi Partisipatif Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Dadang Ridwan, memuji keseriusan Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT mengelola daerah irigasi (DI) di daerah ini.
Pujian ini disampaikan Dadang seusai bertatap muka dengan Kepala Dinas PUPR NTT, Ir. Andre W Koreh, MT, Selasa (3/7/2018).

Tatap muka itu dihadiri 5 anggota dewan juri, serta dihadiri Sekretaris Dinas PUPR NTT, Johanis Toby, Kabid OP dan Irigasi, Beni Nahak, Kabid SDA dan Irigasi, Djajadi, para kepala seksi, Kepala BWS NTT II NTT, Agus Sosiawan, Kasatker OP Irigasi BWS NT II, Fernando Rajagukguk.

Dadang mengatakan, dari pengamatan pemerintah pusat, pengelolaan DI mulai mengalami pergeseran. "Kalau dulu antara wilayah Barat dan wilayah Timur ada perbedaan yang cukup tajam, tapi sekarang sudah mulai mencair. Contohnya NTT, kalau dilihat dari kinerja pengelolaan DI di wilayah Barat dan Timur sudah mulai ada kesamaan. Pengelolaan DI di NTT sekarang sangat bagus," kata Dadang yang juga Kepala Seksi (Kasi) OP Irigasi Wilayah Barat Kementerian PUPR ini.
Menurut Dadang, perubahan di NTT sangat signifikan. "Untuk wilayah Timur, NTT paling bagus (dalam pengelolaan DI)," katanya.
Acara tatap muka dengan Kadis PUPR NTT dan jajarannya ini dilakukan sebelum tim juri melakukan visitasi lapangan di DI Bena, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).
Menurut Dadang, lomba OP irigasi partisipasif P3A ini dilakukan untuk mendorong petani dalam hal ini P3A agar lebih aktif dalam pengelolaan irigasi.
Visitasi lapangan ini, jelas Dadang, merupakan tindaklanjut dari kegiatan sarasehan 3-5 Mei 2018 di Surabaya. Dalam sarasehan tersebut, DI Bena NTT mendapat juara tiga.
Hasil sarasehan tersebut, jelas Dadang, penilaiannya ditambah dengan visitasi lapangan untuk memastikan apa yang disampaikan dalam sarasehan sesuai dengan yang di lapangan. Bobotnya, sarasehan 40 persen dan visitasi lapangan 60 persen.
"Kami hanya mau pastikan apakah betul kinerja bagus di lapangan seperti yang disampaikan dalam sarasehan," kata Dadang.
Tim visitasi ini terdiri dari 5 orang juri dari berbagai unsur kepakaran seperti dari Kementerian PUPR, akademisi, instansi (Kementerian Pertanian).
Menurut Dadang, ada empat aspek yang dinilai dalam lomba ini, yakni teknik irigasi, teknik pertanian, aspek kelembagaan, dan aspek pendanaan.
"Masing-masing juri beri penilaian sendiri dan panitia tidak bisa mengintervensi. Penilaian itu hak mutlak dari juri," kata Dadang.

Sumber:


Komentar