- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Kadis
PUPR NTT, Ir. Andre W Koreh, MT
|
Rapat Koordinasi Pengendalian Promosi Pariwisata di Ruang Rapat Asisten Pembangunan dan Ekonomi Setda Provinsi NTT, Kamis (9/8/2018). |
Kondisi jalan provinsi yang tersebar di seluruh NTT sebagian
besar rusak parah. Namun Pemerintah Provinsi NTT tidak berdaya, karena anggaran
untuk pembangunan dan perbaikan jalan sangat kecil.
Jika ingin seluruh jalan provinsi diperbaiki, Pemerintah Provinsi NTT
butuh anggaran untuk 1.000 kilometer per tahun.
Hal
itu diungkapkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi
NTT, Ir. Andre W Koreh, MT dalam rapat Koordinasi Pengendalian Promosi
Pariwisata NTT di Kantor Gubernur NTT, Kamis (9/8/2018).
Andre
mengatakan, cukup sulit menuntaskan perbaikan jalan provinsi di NTT karena
anggaran untuk pembangunan jalan provinsi di seluruh wilayah NTT hanya untuk 50
kilometer per tahun.
"Jalan yang baik itu, permukaan harus hotmix. Tapi kita
mengalami keterbatasan anggaran. Panjang satu ruas jalan provinsi 60-80
kilometer. Kalau setiap tahun setiap daerah di bagi rata satu kilometer-satu
kilo meter, 60 tahun pun tidak akan tuntas. Belum lagi pemeliharaan. Karena itu
dibutuhkan kebijakan yang luar biasa. Koordinasi provinsi dan kabupaten/kota
untuk pembangunan infrasturuktur harus baik ," kata Andre.
Andre menegaskan, NTT kaya akan destinasi wisata tapi kalah dari sisi
penyediaan infrastruktur.
"Bicara pariwisata harus didukung infrastruktur yang baik. Kita
memiliki 34 kawasan strategis yang bisa menjadi potensi pariwisata. Namun baru
dua yang digarap, yakni Bolok dan Maurole. Kesulitan kita, tidak ada kepastian
pemanfaatan ruang karena tidak ada rencana tata ruang secara detail atau
terperinci. Ini yang membuat daya saing kita lemah," demikian Andre.
Ia mengatakan, NTT bisa mengembangkan kawasan budidaya menjadi destinasi
wisata seperti hutan produksi, juga kawasan pariwisata alam, budaya dan buatan.
Namun karena infrastruktur tidak memadai, destinasi wisata itu tidak bisa
dikembangkan.
"Orang mau berkunjung ke obyek wisata kalau aman dan nyaman. Kalau
obyek bagus, jalan jelek dia datang sekali dan tidak akan terulang
kembali," kata Andre.
Andre mengatakan, pihaknya tidak bisa berbuat banyak karena alokasi
anggaran untuk pembangunan jalan sangat kecil. Juga, soal kewenangan.
"Obyek pariwisata itu berada jauh dari pusat kota. Kalau mau bangun
jalan, pasti jalan kabupaten. Kita tidak bisa intervensi, nanti dipidana
menyalahgunakan kewenangan," katanya.
Sumber:
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar