- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Kadis PUPR NTT, Ir. Andre Koreh, MT menyerahkan
cinderamata kepada Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, berupa foto penandatanganan
nota kesepahaman Signing Ceremony B to B pelaksanaan pembangunan Jembatan
Pancasila Palmerah, di Den Haag, Belanda, 22 April 2016.
Provinsi Nusa Tenggara Timur
(NTT) memiliki 34 kawasan strategis untuk pengembangan pariwisata.
Namun, kekayaan destinasi wisata tersebut tidak didukung penyediaan
infrastruktur jalan yang memadai.
Pemerintah baru menggarap
infrastruktur di dua kawasan, yakni Bolok di Kupang dan Maurole di Kabupaten
Ende.
"Bicara pariwisata harus didukung infrastruktur yang baik. Pemerintah
baru menggarap dua kawasan. Kesulitannya tidak ada kepastian pemanfaatan ruang.
Tidak ada rencana tata ruang secara detail atau terperinci. Ini yang membuat
daya saing lemah," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PU dan
TR) Provinsi NTT, Andre Koreh, dalam rapat Koordinasi Pengendalian Promosi Pariwisata NTT
di Kantor Gubernur NTT, Kamis (9/8/2018).
Menurut dia, NTT bisa mengembangkan kawasan budidaya menjadi destinasi
wisata, seperti hutan produksi, kawasan pariwisata alam, budaya dan buatan.
Tetapi, karena infrastruktur tidak memadai, maka destinasi wisata itu
tidak bisa dikembangkan.
"Orang mau berkunjung ke obyek wisata kalau aman dan nyaman. Kalau
obyek bagus, jalan jelek, dia datang sekali dan tidak akan kembali lagi,"
ujarnya.
Andre mengatakan, pemerintah provinsi tidak bisa berbuat banyak karena
alokasi anggaran untuk pembangunan jalan sangat kecil dan juga soal kewenangan.
"Obyek pariwisata itu berada jauh dari pusat kota. Kalau mau bangun
jalan di situ, tapi jalan itu adalah jalan kabupaten. Provinsi tidak bisa
intervensi, karena dinilai menyalahgunakan kewenangan, dan itu bisa
dipidana," tegas Andre.
Asisten Pembangunan dan Ekonomi Setda Manggarai Timur, Wilhelmus Deo,
dalam rapat mengatakan, sebagian besar jalan Trans Utara Flores rusak parah.
"Akibatnya, banyak obyek wisata di Utara Flores tidak terekspos ke
dunia luar karena tidak ada akses jalan yang memadai ke obyek tersebut. Sebut
saja Kampung Wae Rebho, Taman Laut Tujuh Belas Pulau Riung, Watu Pajang,
Teratai Raksasa, Komodo Manggarai Timur, dan lainnya," ungkapnya.
Wilhelmus minta agar jalan di
Flores diperlebar untuk memudahkan akses ke lokasi pariwisata. Ia mengatakan,
jalan di Flores bagus setelah ada Sail Komodo. Sementara untuk Tour de Flores,
sudah dua kali pelaksanaan, namun tidak terlihat.
Sumber:
|
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar