SELEKSI PENERIMAAN PPPK LINGKUP PEMPROV NTT T.A 2024

Terima Aduan Masyarakat Horowura tentang Proyek Air Adonara, Wabup Flotim Panggil PPK

Wakil Bupati Flotim AGus Bol

Romo Nikolaus Lawe Saban, Pr mengadukan proyek air minum sebesar Rp 2,1 milyar untuk lima desa di Kecamatan Adonara Tengah, Flotim NTT tidak mengalir.

Air tidak mengalir diduga karena pipa patah dan belum diperbaiki oleh kontraktor pelaksana. Wakil Bupati Flotim, Agustinus Payong Boli langsung memanggil PPK Dinas Pekerjaan Umum Flotim.

Setelah mendengar penjelasan PPK di rumah jabatan wakil bupati, Selasa (13/11/2018), Agus Boli menjelaskan proyek SPAM Horowura itu proyek peningkatan jaringan perpipaan.

Jaringan pipa lama selama ini hanya melayani sampai di Lite, tetapi dengan peningkatan jaringan bisa memenuhi kebutuhan air minum masyarakat lima desa.

Karena jaringan lama masih bisa dipakai, kata Agus Boli maka bisa dipasang untuk menambah jaringan menuju desa Lewopao.

"Pemasangan dengan pipa lama tidak termasuk di dalam dana Rp 2,1 milyar itu. Daripada tidak dipakai, sangat baik untuk menambah volume," kata Agus Boli.

"Jadi dana sebesar Rp 2,1 milyar itu tetap digunakan sesuai dengan RAB," kata Agus Boli.
Agus Boli mengatakan sudah memerintahkan PPK tidak boleh membayar sebelum kontraktor memperbaiki pipa yang ada.

"Saya dengar dari PPK pembayaran baru 51 persen," kata Agus Boli.
Agus Boli menjelaskan pipa patah karena tertimpa pohon dan pohon sengaja ditebang oleh masyarakat.

Sebagai akibatnya, air tidak masuk di jaringan pipa. Sebagian air dialihkan masyarakat dengan bambu dan tidak masuk di bak penampungan.

"Pipanya dipasang di jurang dan butuh waktu untuk perbaikinya. Tahun depan kita anggarkan 200 juta untuk ganti jalur," kata Agus Boli.

Agus Boli mengharapkan masyarakat ketika menemukan masalah pembangunan di desa agar sampaikan langsung ke dinas terkait atau langsung ke bupati dan wakil bupati.

"Rujab bupati dan di sini buka 24 jam untuk menerima masyarakat. Sampaikan jika ada masalah di desa," kata Agus Boli.

Agus Boli memastikan selalu mengawasi pembangunan di desa-desa, apalagi pembangunan air minum bersih untuk masyarakat.

"Saya sendiri yang turun jalan kaki cek pipa yang ada. Saya minta PPK jangan dulu bayar sampai kontraktor selesai perbaiki pipanya," kata Agus Boli.

"Bupati dan saya punya tanggung jawab besar agar pembangunan berjalan di desa atau kelurahan," kata Agus Boli. (*)

Sumber:

Komentar

  1. Pipa pipa lama itu sebaiknya tidak dipakai lagi. Pertama karena sdh makan usia dan kedua bisa terjadi penyalahgunaan anggaran. Waktu perencanaan kan sdh diketahui berapa batang pipa yang harus digunakan dengan medan yang begitu jauh. Bisa terjadi patah ditengan jalan itu karena pipanya sdh tua.

    BalasHapus

Posting Komentar