- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Wakil
Bupati Flotim AGus Bol
|
Romo Nikolaus Lawe Saban, Pr mengadukan proyek air minum
sebesar Rp 2,1 milyar untuk lima desa di Kecamatan Adonara Tengah, Flotim NTT
tidak mengalir.
Air tidak mengalir diduga karena pipa patah dan belum diperbaiki oleh
kontraktor pelaksana. Wakil Bupati Flotim, Agustinus Payong Boli langsung
memanggil PPK Dinas Pekerjaan Umum Flotim.
Setelah mendengar
penjelasan PPK di rumah jabatan wakil bupati, Selasa (13/11/2018), Agus Boli
menjelaskan proyek SPAM Horowura itu proyek peningkatan jaringan perpipaan.
Jaringan pipa lama selama ini hanya melayani sampai di Lite,
tetapi dengan peningkatan jaringan bisa memenuhi kebutuhan air minum masyarakat
lima desa.
Karena jaringan lama masih bisa dipakai, kata Agus Boli maka bisa dipasang
untuk menambah jaringan menuju desa Lewopao.
"Pemasangan dengan pipa lama tidak termasuk di dalam dana Rp 2,1
milyar itu. Daripada tidak dipakai, sangat baik untuk menambah volume,"
kata Agus Boli.
"Jadi dana sebesar Rp 2,1 milyar itu tetap digunakan sesuai dengan
RAB," kata Agus Boli.
Agus Boli mengatakan sudah memerintahkan PPK tidak boleh membayar sebelum
kontraktor memperbaiki pipa yang ada.
"Saya dengar dari PPK pembayaran baru 51 persen," kata Agus
Boli.
Agus Boli menjelaskan pipa patah karena tertimpa pohon dan pohon sengaja
ditebang oleh masyarakat.
Sebagai akibatnya, air tidak masuk di jaringan pipa. Sebagian air
dialihkan masyarakat dengan bambu dan tidak masuk di bak penampungan.
"Pipanya dipasang di jurang dan butuh waktu untuk perbaikinya. Tahun
depan kita anggarkan 200 juta untuk ganti jalur," kata Agus Boli.
Agus Boli
mengharapkan masyarakat ketika menemukan masalah pembangunan di desa agar
sampaikan langsung ke dinas terkait atau langsung ke bupati dan wakil bupati.
"Rujab bupati dan di sini buka 24 jam untuk menerima
masyarakat. Sampaikan jika ada masalah di desa," kata Agus Boli.
Agus Boli memastikan selalu mengawasi pembangunan di desa-desa, apalagi
pembangunan air minum bersih untuk masyarakat.
"Saya sendiri yang turun jalan kaki cek pipa yang ada. Saya minta PPK
jangan dulu bayar sampai kontraktor selesai perbaiki pipanya," kata Agus
Boli.
"Bupati dan
saya punya tanggung jawab besar agar pembangunan berjalan di desa atau
kelurahan," kata Agus Boli. (*)
Sumber:
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Pipa pipa lama itu sebaiknya tidak dipakai lagi. Pertama karena sdh makan usia dan kedua bisa terjadi penyalahgunaan anggaran. Waktu perencanaan kan sdh diketahui berapa batang pipa yang harus digunakan dengan medan yang begitu jauh. Bisa terjadi patah ditengan jalan itu karena pipanya sdh tua.
BalasHapus