SELEKSI PENERIMAAN PPPK LINGKUP PEMPROV NTT T.A 2024

83 Kilometer Jalan Sabuk Merah Sektor Timur Sudah Hotmix! Implementasi Nawacita

MULUS---Jalan Sabuk Merah Sektor Timur Perbatasan RI-RDTL tampak mulus saat diabadikan usai hotmiks.




Pembangunan jalan sabuk merah  Sektor Timur Perbatasan RI-RDTL  sudah memasuki tahun keempat.

Pembangunan jalan sepanjang 176,19 kilometer ini mulai dikerjakan tahun 2015 pada masa kepemimpinan Presiden dan Wakil Presiden Jokowi-Jusuf Kala sebagai implementasi nawacita ketiga yakni, membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

Sampai dengan tahun 2018, total jalan yang sudah hotmix mencapai 83 kilometer dengan total anggaran yang dikuncurkan pemerintah pusat mencapai 100 miliar lebih. Di tahun 2019 akan dikerjakan lagi sekitar 41 kilometer.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 4.5 Pembangunan Jalan Perbatasan NTT,
Rofinus Ngilo mengatakan hal itu kepada wartawan di Atambua, Rabu (9/1/2019).

Menurut Rofinus, program pembangunan jalan Sabuk Merah Sektor Timur Perbatasan RI-RDTL sepanjang 176,19 kilometer ini menghubungkan Motaain, Kabupaten Belu dengan Motamasin, Kabupaten Malaka. Jalan yang sudah hotmix sepanjang 83 kilometer sampai dengan akhir tahun 2018.

Di tahun 2019 dikerjakan lagi sekitar 41 kilometer dan 15 buah jembatan. Saat ini masih dalam tahap persiapan dokumen dan target sebelum pelaksanaan pilpres dan pileg sudah dilakukan tandatangan kontrak.

Menurut Rofinus, jalan sabuk merah merupakan jalan bangun baru berstandar nasional dengan lebar badan jalan tujuh meter, bahu jalan kiri kanan empat meter. Selain itu, bangunan pelengkapnya seperti drainase permanen, tembok penahan badan jalan, tembok penahan tebing dan juga pagar keselamatan pengguna jalan serta rambu-rambu.

Ditanya mengenai kendala sosial saat pembangunan jalan, Rofinus mengatakan, kendala sosial biasa terjadi namun di sisi lain masyarakat sangat mendukung pekerjaan jalan tersebut sehingga semua persoalan dapat diselesaikan dengan baik. Masyarakat di wilayah perbatasan RI-RDTL sudah menikmati jalan yang bagus. Akses transportasi masyarakat dari desa ke kota atau sebaliknya sudah lancar dan cepat karena jaraknya juga semakin dekat.

"Dulu masyarakat dari Lamaknen yang ke Atambua harus taputar jauh dan makan waktu tapi sekarang sudah tidak lagi," kata Rofinus.

Sumber:

Komentar