EDARAN LIBUR PASKAH TAHUN 2024

Jembatan Oemolo Makan Korban

PUTUS. Tim Dinas PUPR Provinsi NTT dan DPRD Provinsi NTT meninjau jembatan kali Oemolo di Desa Bijeli yang putus tahun 2018, Kamis (14/2).

Jembatan kali Oemolo di RT 08/RW 03 Desa Bijeli Kecamatan Polen yang putus tahun 2018, menelan satu korban jiwa. Jalan Kapan-Eban merupakan jalan sumbu yang menghubungan Kecamatan Polen dan Kecamatan Tubu, cukup ramai dilintasi pengendara.
Beberapa hari setelah jembatan putus, salah seorang pengendara sepeda motor terjun masuk ke dalam kali dan tewas saat menjalani perawan medis di rumah sakit. Karena itu, masyarakat yang diwakili Ketua RW 03, Marthen Sokbanael meminta Pemerintah Provinsi NTT agar segera memperbaki jembatan tersebut, karena ambruknya jembatan tidak hanya membahayakan nyawa pengendara kendaraan, melainkan berdampak pada aktivitas masyarakat.
“Kami sangat berharap pemerintah perbaiki jembatan ini, karena sudah tiga kali orang jatuh masuk dalam jembatan dan satu meninggal dunia,” ujar Marthen kepada tim Dinas PUPR Provinsi NTT dan DPRD saat meninjau jembatan, Kamis (14/2).
Dampak lain dari putusnya jembatan adalah saat musim hujan dan kali Oemolo banjir, masyarakat tidak bisa membawa hasil mereka ke pasar Kapan. Akibatnya, ekonomi masyarakat mengalami penurunan drastis, sehingga pemenuhan kebutuhan rumah tangga masyarakat tergannggu.
“Hasil kami cukup banyak seperti asam, kemiri, pinang dan hasil-hasil lainnya. Tapi kalau sudah musim hujan, kami tidak bisa jual ke pasar Kapan karena banjir,” ujar Marthen.
Sementara, Afliana Tohana mengatakan, putusnya jembatan kali Oemolo sangat berdampak pada penghasilan suaminya Yance Neken. Karena, kendaraan tidak bisa melintas melalui jalan alternatif yang dibangun masyarakat akibat banjir. Karena itu, jika Pemerintah Provinsi NTT tidak menyikapi putusnya jembatan kali Oemolo dengan serius, maka persoalan sosial kemasyarakatan akan semakin rumit dituntaskan.
“Khawatirnya kalau terlambat atasi, maka tidak hanya masalah kemiskinan yang akan dialami masyarakat, tapi persoalan lain seperti pendidikan dan kesehatan juga terjadi. Karena kami tidak punya uang untuk sekolahkan anak dan berobat di puskesmas atau rumah sakit,” tutur Afliana.
Susan Lukas, Korwil Pengawas Dinas PUPR Provinsi NTT saat meninjau jembatan Oemolo mengatakan, pihaknya datang ke lokasi jembatan Oemolo untuk melihat langsung kondisi jembatan tersebut kemudian dilakukan perencanaan perbaikan sesuai dengan ketersediaan anggaran.
“Kami datang lihat supaya kami bisa tahu apa-apa saja yang perlu dibangun, sehingga masyarakat bisa beraktivitas normal kembali. Tentu rencana pembangunan akan kami sesuaikan dengan anggaran yang tersedia,” terang Susan.
Anggota DPRD TTS, Jefri Unbanunaek yang mendampingi tim Dinas PUPR Provinsi NTT mengatakan, pihaknya akan terus dorong proses perbaikan jembatan Oemolo. Karena, jika kondisi itu dibiarkan, maka tidak hanya membahayakan nyawa pengendara yang melintas di jalan itu, tetapi dampak ikutannya akan sangat banyak seperti kemiskinan dan sebagainya.
“Kita akan dorong pemerintah provinsi agar tahun 2019 ini diperbaiki,” tegas Jefri.
Dikatakan, tahun 2019, APBD I yang didorong masuk ke Kabupaten TTS untuk pembangunan infrastruktur senilai Rp 50 miliar lebih. Sebanyak Rp 48 miliar lebih diperuntukan bagi pembangunan jalan di sejumlah ruas jalan provinsi yang ada di Kabupaten TTS, yakni ruas jalan SoE-Kapan, Kapan-Nenas, Kapan-Eban dan ruas jalan Oenlasi-Boking.
“Dari total anggaran itu, nanti dibangun jalan sekitar 20-an km. Setiap titik akan disesuaikan volume pekerjaan dengan anggaran yang dialokasikan. Sedangkan Rp 2 miliar lebih akan digunakan untuk rehabilitasi lantai jembatan Meskolen di Kecamatan Amanuban Selatan,” pungkas Jefri. 
Sumber:

Komentar