EDARAN LIBUR PASKAH TAHUN 2024

Saluran Irigasi Wae Laing Jebol

RUSAK. Inilah saluran irigasi Wae Laing yang rusak.

Ratusan hektare lahan persawahan Dampek Desa Satar Punda Kecamatan Lamba Leda, tidak bisa digarap. Penyebabnya, saluran irigasi Wae Laing jebol.
Putra Rungku dan Yohanes Geladak,  warga Dampek Desa Satar Punda Rabu (13/2) mengungkapkan, saluran irigasi Wae Laing jebol akibat dihantam banjir. Setelah, Rabu (23/1) lalu wilayah itu diguyur hujan lebat sepanjang hari.
“Lahan sawah kami sudah tidak bisa digarap karena saluran irigasi rusak dihantam banjir. Ada berapa titik yang rusak. Tapi yang paling panjang kerusakan saluran, lokasinya dekat aliran kali Wae Laing. Di mana, panjangnya sekira 30 meter,” ungkap Yohanes Geladak.
Kondisi kerusakan yang sangat parah, membuat warga kesulitan memperbaiki. Butuh anggaran dari Pemkab Matim untuk diperbaiki. Selain saluran irigasi jebol, banyak material yang menumpuk atau tertimbun di saluran irigasi. Seperti material tanah, batu dan kayu.
Yohanes Geladak mengatakan, material yang ada belum untuk dibersihkan. Karena saat ini masih terjadi hujan lebat. Itu bisa dibersihkan setelah saluran yang rusak diperbaiki. Karena saluran irigasi tidak bisa dialiri air, maka padi di persawahan Dampek kering.
“Banyak lahan sawah yang sudah ditanami padi. Tapi saat ini kondisi tanaman sudah kering. Tanaman yang ada dipastikan gagal tumbuh. Ada juga petani yang lahan sawahnya belum bisa dibajak dan terpaksa dihentikan,” katanya.
Sementara warga Dampek, Hila Paris yang ditemui mengatakan, musim tanam pertama tahun ini untuk persawahan Dampek sedikit terhambat. Karena, air tidak mengalir dan petani belum bisa membajak dan menanam. Beruntung, saat ini masih musim hujan. Tapi petani masih ragu untuk olah lahan sawah yang ada.
“Petani ragu, takut saat mereka olah sawah, hujan tidak turun. Apalagi kalau saluran irigasi yang rusak tidak segera diperbaiki,  nantinya tanaman yang mereka tanam akan gagal total. Ada upaya untuk bersihkan material longsor yang tertimbun di sepanjang saluran oleh petani, tapi masih tunggu saluran yang rusak itu diperbaiki,” bilang Hila.
Petani dan masyarakat sangat mengharapkan bantuan pemerintah untuk perbaik saluran irigasi yang rusak. Sehingga petani tidak kesulitan memperoleh air untuk mengairi sawah. Kata dia, ada sebagian petani yang memanfaatkan musim hujan saat ini untuk tanam jagung pada lahan sawah yang ada.
“Kami berharap saluran irigasi ini secepat diperbaiki. Di sini butuh bantuan anggaran dari Pemkab Matim. Sehingga petani bisa mengolah sawah yang ada. Apalagi lahan sawah yang ada menjadi sumber hidup untuk petani di Dampek,” katanya.
Hila menambahkan, persawahan Dampek merupakan lumbung padi Kecamatan Lamba Leda. Juga lumbung padi untuk Kabupaten Matim, selain persawahan Pota, Buntal dan persawahan Gising. Total seluruh lahan persawahan Dampek mencapai ribuan hektare. Namun untuk areal yang dapat pasokan air dari saluran irigasi Wae Lain jumlahnya sekira 300-an hektare.
Selama ini petani menjual hasil padi untuk kebutuhan hidup dan meningkatkan ekonomi rumah tangga. Dari hasil persawahan bisa membiaya kuliah serta biaya kehidupan sosial ditengah masyarakat. Sehingga jika lahan sawah tidak digarap, masyarakat bakal mengalami kelaparan
Sumber:

Komentar