EDARAN LIBUR PASKAH TAHUN 2024

Bendungan Rotiklot, Katalis Ekonomi Kawasan Perbatasan NTT




Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Bendungan Rotiklot di Desa Fatuketi, Kecamatan Kakuluk Mesak, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (20/5/2019). Peresmian ditandai dengan penekanan tombol sirine dan penandatanganan prasasti oleh Presiden Jokowi didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, Wakil Gubernur NTT Yosef Nae Soi, dan Bupati Belu Wily Lay.
"Di NTT untuk menuju ke sebuah kemakmuran tanpa ada air, lupakan. Kuncinya air, karena upaya pembangunan di NTT memang jurusnya dimulai dari air," kata Presiden Jokowi dalam sambutannya.
Setelah air tersedia, Presiden menuturkan, masyarakat bisa menanam beragam komoditas, baik itu padi, jagung, bawang merah, pepaya, pisang, hingga semangka atau melon di musim kemarau. Dengan tersedianya air, lanjutnya, maka petani bisa panen lebih dari sekali dalam setahun.
"Baru step berikutnya kalau airnya ada kita berfikir apa yang akan kita tanam. Step by step memang kita harus mencari jalan keluar agar kesejahteraan, kemakmuran betul-betul bisa kita raih bersama-sama," ungkapnya.
Usai peresmian, Presiden Jokowi beserta rombongan melakukan penaburan sebanyak  200.000 benih ikan nila, ikan mujair, dan ikan karper. Selain itu melakukan penanaman Pohon Tabebuya, Flamboyan, Kelor, Juwet, Pule, dan Beringin di area sekitar Bendungan Rotiklot.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, Bendungan Rotiklot sebelumnya telah dilakukan pengisian (imponding) sejak Desember 2018 tersebut, memiliki kapasitas tampung 3,3 juta m3 dan dengan luas genangan 24,91 hektare. Bendungan ini memiliki manfaat untuk memenuhi kebutuhan air baku masyarakat dan kegiatan Pelabuhan Atapupu sebesar 40 liter/detik, suplai irigasi seluas 139 hektar dan pariwisata.
Selain itu, Bendungan Rotiklot juga berfungsi sebagai pengendali banjir 500 m3/detik yang kerap terjadi di Kabupaten Belu yang memiliki musim hujan singkat yakni sekitar 3 bulan namun dengan intensitas tinggi.
Menurut Menteri Basuki, dengan diresmikannya Bendungan Rotiklot, maka sejak tahun 2015 hingga April 2019 sebanyak 15 bendungan yang telah selesai dari total 55 bendungan di Indonesia yang sedang dibangun. Di Nusa Tenggara Timur, Kementerian PUPR telah menyelesaikan dua bendungan yakni Raknamo di Kabupaten Kupang dan Rotiklot.
Tiga bendungan dalam tahap pelaksanaan yakni Bendungan Napun Gete di Kabupaten Sikka, Temef di Kabupaten Timor Tengah Selatan, dan Manikin di Kota Kupang. Dua Bendungan yang akan dibangun tahun 2019 yakni Mbay di Kabupaten Nagekeo dan Welekis di Kabupaten Belu.
Bendungan Rotiklot berada di daerah aliran sungai Mota Rotiklot, panjang sungai 6,41 kilometer dan luas Daerah Aliran Sungai (DAS) 11,69 kilometer persegi. Tipe Bendungan Rotiklot adalah urugan random dengan tinggi 42,50 meter, lebar puncak 10 meter, panjang puncak 415,82 meter dengan umur manfaat mencapai 50 tahun.
Pembangunan dikerjakan oleh PT. Nindya Karya (Persero) - PT. Universal Suryaprima (KSO) menggunakan dana dari APBN tahun 2015-2018 senilai Rp 497 miliar.
Pembangunan bendungan Rotiklot yang berada dekat kawasan perbatasan dengan Timor Leste tersebut diharapkan menjadi katalis pertumbuhan ekonomi kawasan perbatasan. Ketersediaan air sebagai kebutuhan dasar, juga menjadi modal untuk peningkatan produksi pertanian dan perternakan.
Turut mendampingi Menteri Basuki yakni Dirjen SDA Hari Suprayogi, Kepala Pusat Bendungan Ni Made Sumiarsih, Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja, Kepala Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II NTT Agus Sosiawan, serta Kepala Balai Jalan Nasional X NTT Kupang Muktar Napitupulu.

Sumber:

Komentar