EDARAN LIBUR PASKAH TAHUN 2024

Kejati Segera Gelar Kasus Perkara NTT Fair

Abdul Hakim
Kejaksaan tinggi (Kejati) NTT memastikan paling lambat pekan depan, pihaknya akan menggelar perkara (Ekspose) kasus NTT Fair untuk menetapkan tersangka.
Gelar perkara akan berlangsung di depan Kejati NTT Febrie Ardiansyah dan jajaran pimpinan Kejati NTT. Gelar perkara dilakukan untuk menetapkan tersangka sesuai alat bukti dan hasil pemeriksaan saksi kasus tersebut.
Kasie Penkum Kejati NTT, Abdul Hakim, Rabu, (15/5) diruang kerjanya mengatakan, penetapan tersangka sementara menanti Kejati NTT pulang dari Jakarta. Pasalnya, saat ini Kejati NTT sedang mengikuti diklat PIM di Jakarta dan baru akan pulang sekitar hari jumat besok atau hari senin pekan ini.
“Kalau hari Jumat atau Sabtu pak Kejati pulang maka kemungkinan Senin dilakukan gelar perkara. Namun, jika Kejati pulang hari Senin maka gelar perkara pasti dilakukan hari selasa atau rabu pekan depan. Karena pak Kejati pasti harus istirahat dulu baru kita ekspose,” ujarnya.
Abdul membanyah Kejati NTT sedang melakukan konsultasi hukum di Mahkamah Agung Jakarta trekait penetapan tersangka kasus NTT Fair.
“Oh tidak ada seperti itu, kami profesional dalam kasus NTT Fair. Tidak ada niat sama sekali. Palingan juga pasal 2 dan 3 UU Tipikor yang kota pakai untuk para tersangka sehingga tidak mungkin ada tindakan seperti itu. Kejati di Jakarta karena ikut Diklat PIM bukan kegiatan apa-apa.” Tandasnya.
Abdul menambahkan, saksi yang akan ditetapkan sebagai tersangka masih menjadi rahasia penyidik karena itu akan diumumkan saat ekspose di depan Kejati NTT. Namun, menurut Abdul, nama-nama tersangka sudah pasti dikantongi tim penyidik.
Staff khusus Gubernur NTT bidang hukum, Dr. Markus Yohanes Hage kepada VN menegaskan, ia memberikan deadline paling lambat akhir bulan Mei Kejati NTT sudah harus menetapkan tersangka kasus NTT Fair.
Selain itu, lanjut Markus, waktu yang sama ia berikan kepada Kejati NTT untuk melakukan penyelidikan terhadap kasus pembangunan gedung monumen pancasila yang jauh lebih parah dibanding pembangunan gedung NTT Fair dan gedung IGD RSUD WZ Johannes Kupang.
“Kita hargai proses yang sedang berlangsung, tetapi saya harap paling lambat akhir bulan ini Kejati NTT sudah harus menetapkan tersangka kasus NTT Fair. Begitu juga waktu yang sama saya berikan kepada Kejati NTT untuk mengusut kasus monumen Pancasila dan Pembangunan gedung IGD RSUD WZ Johannes Kupang,” ungkapnya.
Jika jangka waktu yang ditentukannya tidak diindahkan Kejati NTT, kata Markus, maka melalui pusat anti korupsi Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang untuk melaporkan kasus Monumen Pancasila dan IGD RSUD WZ Johannes Kupang ke komisi pemberantas korupsi (KPK) RI.
Selain itu, lanjut Markus, ia akan meminta supervisi hukum ke KPK untuk mengambil alih kasus korupsi NTT Fair sehingga penanganannya benar-benar tuntas dan profesional. Sehingga ia berharap Kejati NTT harus serius dalam menangani kasus korupsi NTT Fair, Monumen Pancasila dan IGD RSUD WZ Johannes Kupang.
“Lewat pusat anti korupsi Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang saya akan melaporkan kasus Monumen Pancasila dan IGD RSUD WZ Johannes Kupang ke komisi pemberantasan korupsi (KPK) RI dan
meminta supervisi ke KPK untuk mengambil alih kasus korupsi NTT Fair. Sedangkan IGD karena jaksa baru ketahui lewat berita VN maka saya kasib waktu juga sampai akhir bulan harus usut sudah,” tegasnya.

Sumber:

Komentar