EDARAN LIBUR PASKAH TAHUN 2024

Pemprov Bakal Minta KPK Turun Tangan Usut NTT Fair

Staf Khusus Gubernur NTT Bidang Hukum, Dr Markus Yohanes Hage
Pemerintah NTT serius menyikapi lambannya penyidik Kejati NTT menuntaskan kasus dugaan korupsi proyek NTT Fair senilai Rp 31 miliar dan proyek Monumen Pancasila senilai Rp 29 miliar lebih.
Pemprov berencana membawa kasus tersebut ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta bulan depan, sekaligus meminta KPK turun tangan.
“Kami sedang mempersiapkan berkas-berkas terkait dengan kasus tersebut, untuk dibawa ke KPK. Kalau tidak ada halangan sekitar tanggal 13 bulan depan,” ungkap Staf Khusus Gubernur NTT Bidang Hukum, Dr Markus Yohanes Hage yang ditemui di ruang kerjanya, Senin (27/5).
Dia menjelaskan, untuk kasus dugaan korupsi dana proyek NTT Fair, pihaknya akan meminta KPK melakukan supervisi. Sedangkan dua kasus lainnya (Monumen Pancasila dan IGD RSUD WZ Johannes), ia akan meminta KPK untuk turun melakukan penyelidikan. “Berkas laporan Pemprov NTT ke KPK itu disiapkan dan ditandatangani oleh Pusat Studi Antikorupsi Undana,” beberanya.
Menurut Dr Markus, dari rangkaian penyelidikan yang dilakukan Kejati NTT, sebenarnya masyarakat sudah tahu mengenai aliran dana proyek NTT Fair yang dikorupsi. Namun, Kejati NTT terkesan takut mengungkapnya.
“Pemanggilan dan pemeriksaan pihak-pihak yang tidak ada hubungan dengan proyek NTT Fair seperti ajudan mantan Gubernur NTT Frans Lebu Raya dan ajudan Sekda NTT, Ben Polo Maing, sudah jelas terbaca seperti apa pesannya.
Namun, Kejati NTT belum juga menetapkan tersangka dan beralasan masih kekurangan bukti. Menurut dia, alasan tersebut tidak logis. Alasan kekurangan alat bukti itu hanya sebuah alibi karena sudah pasti kasus itu menjerat para pejabat di rezim sebelumnya,” katanya.

Ia mengatakan laporan yang akan disampaikan ke KPK didukung 80 persen hasil penyelidikan Kejati NTT. Saat melapor ke KPK nanti, Markus akan didampingi warga NTT yang ada di Jakarta. 
Sumber:

Komentar