EDARAN LIBUR PASKAH TAHUN 2024

Warga Minta Pemkab Nagekeo Perhatikan Jalan Malagaro-Roe

Ruas jalan Aermao- Malagaro yang nyaris putus di Desa Aeramo Kecamatan Aesesa Kabupaten Nagekeo, beberapa waktu lalu.



Warga Mbay di Kabupaten Nagekeo, Frederikus Gasa mengatakan pemerintah kabupaten harus memperhatikan kondisi jalan Aeramo - Malagaro - Roe karena ada beberapa titik yang pada musim hujan ini telah rusak parah dan terancam putus total akibat hujan beberapa waktu lalu.

Gasa mengatakan kondisi jalan pada ruas jalan tersebut bila tidak segera diatasi, bukan tidak mungkin akan putus total dan akses lalu lintas pada jalur tersebut akan lumpuh total.

Gasa mengatakan kerusakan jalan yang telah beraspal itu akibat tekanan air pada musim hujan tahun ini yang begitu besar sehingga berpengaruh pada jalan.Jalan satu - satunya adalah pemerintah perlu membangun sistem drainase yang baik,sehingga ketika pada musim hujan,ada saluran pembuangan yang jelas.Saat ini, ruas jalan tersebut tidak dibangun dengan sistem drainase, sehingga sehingga pada saat hujan, air mencari jalan sendiri dan berdampak pada kerusakan jalan.

"Pemerintah juga perlu memasang rambu jalan sekedar mengingatkan para pengguna jalan ketika melintasi ruas jalan itu, terutama pada malam hari, agar selalu berhati - hati dan mengurangi kecepatan. Sebab, bila tidak dipasang peringatan, bagi pengguna jalan yang baru melintasi ruas jalan tersebut bisa terjadi kecelekaan.Kalau bisa, pemerintah pasang rambu lalu lintas atau peringatan, di sekitar jalur jalan itu, agar pengguna jalan bisa berhati - hati," ujar Gasa, kepada wartawan di Mbay, Selasa (21/5/2019).

Seorang pengendara, Fian Kasa (26) mengaku jalan yang nyaris putus itu akibat hujan deras yang terus menerus melanda Kota Mbay dan sekitarnya.

"Ini jalan tengah dari Aeramo-Malagaro menuju Roe-Ratedao nyaris putus," ujar Fian.

Ia mengaku sering melintasi jalur tersebut karena sangat singkat jika hendak ke Boanio.

Ia juga mengaku jalan Malagaro saat ini sangat memprihatinkan apalagi saat musim penghujan.

Menurut dia jika tidak cepat di tangani aktivitas kendaraan roda dua maupun roda empat tidak akan bisa melalui jalur jalan itu.

"Hujan pertama saja ruas jalan itu terus longsoran, apalagi kalau hujan terus menerus jalan tersebut otomatis terputus. Jika terputus yang masalahnya kendaraan tidak akan bisa dilalui," ujarnya.

Pengendara lainnya, Mikael (28) mengatakan pengendara mesti hati-hati. Harus bisa kendali diri saat melintasi jalur ini.

"Kondisi jalan yang seperti ini kami sangat mengharapkan campur tangan pemerintah untuk segera melakukan penanganan terhadap jalan tersebut karena jalan tersebut merupakan satu-satunya alternatif jalan dari kampung Malagaro menuju Ratedao," ujarnya.

Ia mengatakan jika tidak segera ditangani maka jalan tersebut akan putus dan musim penghujan seperti ini akan jadi kali baru (sungai).

" Sebaiknya jalan yang hampir putus itu secepatnya ditangani. Kalau hujan lagi saya yakin jalur jalan itu akan menjadi kali," ujarnya.

Terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Nagekeo, Bernabas Lambar, S.Sos, mengatakan, semua jalur yang sudah nyaris putus mesti harus hati-hati.

Lebih baik memilih jalur yang tidak ada longsor atau putus.

Ia juga menghimbau agar selalu waspada dan ekstra hati-hati saat melintas.

Ia juga menyampaikan jika melintasi Jembatan Okiwajo (jalan alternatif menuju desa Aeramo) perlu hati-hati.

Pasalnya Jembatan tersebut dibagian bawahnya sudah keropos dan tergerus oleh air akibat banjir.

Ia mengaku saat ini kendaraan roda enam dan kendaraan berat tidak boleh lagi melintas. Yang bisa hanya speda motor dan mobil jenis pick up. Namun mesti hati-hati.

Ia mengatakan memang kondisinya rusak karena air menggerus bagian bawah. Sehingga tembok jembatan jebol dan keropos.

"Jadi disitu akibat saluran dari atas banyak bok, tidak lurus. Akibatnya lima puluh meter bagian kiri dan kanan kali merusakan tanaman warga. Normalisasi itu akan dilihat nanti dengan kemampuan keuangan kita," ujarnya.

Ia mengimbau agar saat hujan alangkah baiknya lewat jalur utama saja jika mau ke Aeramo atau dari Aeramo menuju Danga.

"Kalau saat hujan tidak boleh lewat. Kami sudah meninjau lokasi.

Kalau ada dana untuk normalisasi bisa," ujarnya.


Dari pantauan, jalan tersebut hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua dan kendaran roda empat. Sedangkan kendaraan roda enam tidak bisa melewati jalur itu. 

Sumber:

Komentar