EDARAN LIBUR PASKAH TAHUN 2024

Biro Tatapem Dikuasai Perempuan

FOTO SAUL KAPITAN BIRO HUMAS NTT

Gerbong mutasi kelima pemerintah Provinsi NTT membawa warna baru. Kaum perempuan diberi cukup banyak porsi jabatan. Dari 83 pejabat eselon III dan 154 eselon IV, kaum perempuan mendapat porsi cukup besar.
Mulai dari sekretaris perangkat daerah hingga kepala bidang dan kepala bagian. Di Biro Pemerintahan Setda NTT misalnya, dari tiga kepala bagian, semuanya perempuan.
Sebelumnya, tiga kabag di sana diisi dua perempuan dan satu laki-laki. Yakni Kabag Pemerintahan Umum, Selfi Nange, Kabag Kesejahteraan Rakyat, Stani Laurens dan Berto Lalo Kabag Pengembangan Daerah, pejabat daerah dan pejabat politik.
Namun dalam mutasi yang digelar di Aula Fernandez Gedung Sasando, Selasa (6/8), dua kabag diganti. Patricia Wea menggantikan Stani Laurens dan Ritha Wisung menggantikan Berto Lalo. Sehingga tiga kabag dijabat perempuan. Sementara Kepala Biro, yakni Doris Rihi.

Berto Lalo dilantik menjadi Sekretaris Badan Pengelola Perbatasan. Sementara Stani Laurens menjadi Sekretaris Dinas Kearsipan dan Perpustakaan.
Selain itu, Regina Manbait juga dilantik sebagai Sekretaris Badan Kesbangpol. Sehingga tercatat sudah dua sekretaris perangkat daerah dijabat perempuan, ditambah Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang juga dijabat perempuan.
Dua sekretaris dinas juga dimutasi menjadi kepala bidang. Masing-masing Benediktus Wahon yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dimutasi menjadi kepala bagian di Badan Kesbangpol. Sementara Sekretaris Dinas P dan K, Aloysius Min dimutasi menjadi kepala bidang di Dinas Pemuda dan Olahraga.

Di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, gubernur merombak total jabatan eslon III dan IV. Dari empat kepala bidang, tiga di antaranya diganti.
Wakil gubernur NTT, Josef Nae Soi dalam sambutannya menegaskan, jabatan yang diberikan layaknya mahkota. Namun bukan mahkota emas atau perak. Yang ada adalah mahkota duri. Pasalnya, tugas yang diberikan sangat berat. Penuh dengan tantangan. “Sumpah dan janji hanya sekadar seremonial. Tapi kita lakukan refleksi.
Struktur organisasi bukan memisahkan kita. Tetapi hanya memisahkan satu bagian dari bagian yang lain,” kata Wagub.
Dia pun memberikan semangat kepada 237 pejabat yang dilantik tersebut untuk bekerja eksta. Bahkan out of the box. “Anda harus ekstrim terhadap bagian anda. Tetapi ketika anda berinteraksi dengan bagian lain, harus saling menguntungkan. Simbiosis mutualisme,” sambugnnya.

Visi bangkit yang didegungungkan pemerintah di bawah kepemimpinan Gubernur, Viktor Bungtilu Laiskodat, adalah dimulai dari diri sendiri untuk mencapai apa yang diimpikan.
Dia akui, tidak semua yang dilantik merasa senang dengan jabatan yang dberikan. Namun dia tegaskan, sebagai ASN, sudah bersumpah ketika menjadi ASN untuk siap ditempatkan di mana saja. Sehingga tidak boleh ada yang berpikir lagi tentang pengkotak-kotakan. Apalagi memandang agama atau suku sebagai alat untuk saling membeda-bedakan. “Saya harus happy dengan bagian saya,” tutup dia. 
Sumber:

Komentar