SELEKSI PENERIMAAN PPPK LINGKUP PEMPROV NTT T.A 2024

Jembatan Bangkoor Mangkrak Diadukan ke Kejari Maumere

Jembatan Bangkoor di Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, tidak rampung dibangun.


Pembangunan Jembatan Bangkoor di Desa Bangkoor, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka Pulau Flores yang diperpanjang waktu pelaksanaannya sampai pertengahan Februari 2020 ternyata tidak dirampung, kini diajukan ke Kejari Maumere.

Warga desa setempat tidak bisa memanfaatkan jembatan yang mulai dikerjakan tanggal 7 Agustus 2019.

Keterangan dihimpun pos-kupang.com, Rabu (19/2/2020) menyebutkan proyek jembatan senilai Rp 1.264.143.000 dilaksanakan CV.Gracia Sukses Mandiri berlangsung selama 140 hari kalender sampai 25 Desember 2019. Masyarakat Desa Bangkoor yang tidak menikmati proyek itu mengadukannya kepada Kejaksaan Negeri Maumere.

"Mesti konfirmasi dengan pimpinan (Kajari Maumere). Saat ini Pak Kajari bertugas di luar daerah," kata Kepala Seksi Intelijen Kejaksaan Negeri Maumere, Cornelis S.Oematan, S.H, kepada pos-kupang.com, Rabu pagi di Maumere.

Keterangan dihimpun pos-kupang.com, di Maumere menyebutkan pengerjaan jembatan yang menghubungkan ruas jalan di desa itu hanya menyelesaikan dua sisi sayap. Bentangan jembatan belum dikerjakan.

Kepala Dinas PUPR Sikka, Tommy Lameng, belum bisa dikonfirmasi memberikan penjelasan pembangunan Jembatan Bangkoor. Pesan WhatsApp yang dikirim tidak diresponya.

Anggota DPRD Sikka asal Kecamatan Talibura, Frans Parera, menjelaskan, proyek jembatan ini masih dilanjutkan. Ia berharap pemerintah memberikan kelonggaran waktu bagi rekanan menyelesaikanya.

"Dalam rapat dengan komisi, saya sudah sampaikan kondisi bangunan ini sejak tender sampai pengerjaan saat ini. Warga di sana sangat butuh jembatan, kami minta dikasih kesempatan kepada rekanan untuk selesaikan," ujar Frans Parera.

Dia mengatakan,sayap kiri dan kanan jembatan telah rampung. Demikian juga bentangan lantai pada aliran air telah diselesaikan.

"Saat ini mereka sudah pasan tiang dari pohon kelapa untuk mengecor bentangan jembatan," kata Frans Parera.

Menurut Frans Parera, proyek jembatan ini dilakukan dua kali tender. Tender pertama dengan panjang 7-8 meter, setelah digali panjang menjadi 12-13 meter sehingga dilakukan adendum dan direncanakan ulang.

"Kondisi medan proyek juga, kalau air pasang, mereka tidak bisa kerja. Ini juga salah salah satu sebab keterlambatan," kata anggota Fraksi Partai Golkar ini.

Sumber:

Komentar