SELEKSI PENERIMAAN PPPK LINGKUP PEMPROV NTT T.A 2024

Tiga Pola Jalan Provinsi, Tidak Semua Hotmix



Pengerjaan jalan provinsi oleh Dinas PUPR Provinsi NTT dilakukan menggunakan tiga pola yaitu hotmix, GO (grading operation), dan GO plus. Dengan penerapan tiga pola ini maka ada ruas jalan yang nantinya belum hotmix.
Nelson O. Matara, Wakil Ketua Komisi IV DPRD NTT kepada VN, Jumat (31/1), menyebut tiga pola pengerjaan ini disampaikan Dinas PUPR NTT saat rapat bersama Komisi IV, Selasa (29/1).
“Soal jalan ini penyebarannya mereka dari Dinas PUPR sudah sampaikan, mereka sepakat pakai tiga pola. Ada ruas-ruas jalan provinsi yang bisa hotmix, ada yang pakai GO atau grading operation saja, atau GO plus yang pakai tambahan aditif,” kata dia.
Ia mengatakan penerapan tiga pola pengerjaan ini telah disampaikan kepada Komisi IV dan akan dikerjakan Dinas PUPR NTT lebih lanjut.
“Oleh karena itu kita serahkan kembali kepada mereka waktu awal-awal tapi sekarang mereka datang dengan tiga pola itu, ada jalan yang hotmix, GO, GO plus,” tandasnya.
Sementara ia menilai progres pengerjaan jalan provinsi yang dilakukan Dinas PUPR Provinsi NTT saat ini berada pada prosentase 79 sampai 82 persen.
“Progres untuk program jalan tahun 2019 ini 82 persen, dari 79 sampai 82 persen. Sisa dari pengerjaan jalan itu masuk dalam dana luncuran tahun 2020,” ungkapnya.
Kepala Dinas PUPR NTT, Maksi Nenabu kepada VN beberapa waktu sebelumnya membenarkan proses penyelesaian 906 kilometer jalan provinsi menggunakan tiga pola ini.
Ia menegaskan hal ini untuk mensiasati keterbatasan anggaran dan agar jarak tempat di jalan provinsi di berbagai kabupaten di NTT dapat tersentuh meski belum hotmix seluruhnya.
Meski demikian, kata dia, pola GO atau reshaping yang adalah pembentukan permukaan jalan, dan GO plus dengan perkerasan jalan, nantinya akan diaspal pada dengan anggaran berikutnya.
“Jadi target Pak Gubernur, menyentuh, memperbaiki 906 kilometer jalan itu dengan cara kombinasi. Tidak berarti harus aspal semua sekaligus, ke depan pasti aspal, tapi sekarang kita menjawab tuntutan masyarakat untuk memperpendek jarak tempuh itu,” ungkapnya.
Ia juga menegaskan adanya keterbatasan anggaran yang tidak memungkinkan semua jalan provinsi diaspal sekaligus sehingga memerlukan kombinasi pengerjaan tiga pola ini.
“Dengan dana yang terbatas ini kita bangun dengan konstruksi yang kombinasi aspal dan non aspal, karena kalau aspal semua duitnya tidak cukup, satuan per kilometernya besar. Maka kita kombinasi supaya 906 kilometer itu terpenuhi,” kata dia.
Pengerjaan kombinasi tiga pola ini, kata dia, tersebar di seluruh kabupaten yang akan diselesaikan selama dua tahun ini. Kemudian jalan yang dikerjakan itu akan diaspal pada tahun berikutnya.
“Kita menyebar seluruh kabupaten menyelesaikan sisa yang 906 kilometer. Itu diselesaikan dalam dua tahun, kalau masih kurang nanti di tahun ketiga untuk sisanya, kalau uangnya cukup kita aspal lagi,” ungkapnya.
Sumber:

Komentar