SELEKSI PENERIMAAN PPPK LINGKUP PEMPROV NTT T.A 2024

Jalan Bealaing-Mukun-Mbazang Segmen 2 Senilai Rp 14.198.198.000 M, PT .Agogo Golden Group,Tinggal Menghitung Hari Terancam Gaga

Jalan Provinsi, ruas Bealaing-Mukun-Mbazang segmen 2 senilai Rp 14.198.198.000 Milyar

PT. Agogo Golden Group bakal tak mampu menyelesaikan pekerjaan peningkatan Jalan Provinsi, ruas Bealaing-Mukun-Mbazang segmen 2 senilai Rp 14.198.198.000 Milyar karena hingga 5 hari menjelang masa akhir Adendum (90 hari kerja sesuai PMK 234 tahun 2015, red), realisasi fisik peningkatan jalan tersebut hanya sekitar 60%.

Seperti disaksikan tim media investigasi ini pada Senin (9/3/2020) di lokasi proyek tersebut, tak banyak mengalami kemajuan pekerjaan jika dibandingkan dengan saat kedatangan tim investigasi media ini pada 8/2/2020. Kemajuan pekerjaan hanya berupa paparan kerikil kali/batu bulat bercampur pasir dan sedikit batu pecah. 

 Disaksikan tim media ini pada 8/2/2020, material tersebut masih ditumpuk di badan jalan (item pekerjaan hot mix 2 km]. Saat didatangi tim investigasi media kemarin (9/3/2020), material tersebut sudah dipapar di badan jalan tersebut. Hanya tersisa beberapa tumpukan material berupa kerikil kali/batu bulat bercampur pasir dan batu pecah tersebut. Seperti disaksikan tim media ini, kerikil kali/batu bulat bercampur pasir dan sedikit batu pecah tersebut telah dipapar dan digilas oleh PT. Agogo Golden Group sebagai agregat B. 

Namun anehnya, material tersebut jauh lebih banyak pasirnya jika dibandingkan batu pecah (yang ukuranya tak beraturan). Tim investigasi juga melihat batu telfor berupa batu gunung dan aspal [lapen bekas badan jalan sebelumnya, red] muncul di permukaan badan jalan karena tipisnya lapisan material berupa kerikil kali/batu bulat bercampur pasir dan sedikit batu pecah. 

Dari bekas kikisan air hujan, terlihat dengan jelas ketebalan lapisan kerikil kali/batu bulat bercampur pasir dan sedikit batu pecah [yang ukurannya tak beraturan, red] yang ketebalannya hanya sekitar 10 cm. Walaupun  telah digilas dengan vibrator, material tersebut sangat mudah terkikis air hujan karena material tersebut tidak saling mengikat walau telah digilas berulang kali. Ini terlihat jelas dari banyaknya bekas aliran air hujan yang mengikis material di badan jalan tersebut.

Sementara itu, item pekerjaan drainase masih terlihat ‘seperti yang dulu’ alias tak mengalami kemajuan pekerjaan jika dibandingkan dengan kondisi pada 8/2/2020. Drainase yang rusak pada Januari lalu akibat kikisan air hujan telah diperbaiki. Namun sekitar 100 m drainase yang telah dikerjakan kemudian [tak jauh dari titik pertama, red] telah patah dan hancur akibat kikisan air hujan sejak Februari 2020 belum diperbaiki hingga saat ini.

Seperti disaksikan tim media ini, tak ada aktivitas pekerja di lokasi proyek tersebut ketika tim media ini tiba di lokasi proyek sekitar pukul 10.00 Wita. Tampak 1 unit vibrator sedang diparkir tak jauh dari lokasi proyek. Sementara 1 unit excavator diparkir di lokasi proyek, tepatnya di depan kuari ilegal PT. Agogo Golden Group di tepi jalan tersebut.

Tampak 3 orang pria sedang duduk tak jauh dari titik awal lokasi pekerjaan PT. Agogo Golden Group. Pandangan ketiganya terus mengikuti kendaraan yang ditumpangi tim media ini saat memasuki lokasi proyek tersebut. Mereka juga terus memperhatikan tim media ini saat sedang mengambil foto dan video.

Namun saat tim media ini dalam perjalanan kembali, tampak 3 orang tersebut berpura-pura sedang bekerja. Seorang diantaranya memegang sekop dan seorang lainya memegang linggis di ujung jalan yang dikerjakan PT. Agogo Golden Group tersebut. 

Ketiganya tampak bingung karena tak tahu pekerjaan apa  yang akan dikerjakan dengan peralatan tersebut. Seorang yang tidak memegang alat kerja, tampak melakukan pekerjaan yang tak lazim, yakni meraup kerikil dengan tangannya di bibir jalan dan menaburkan ke badan jalan. 

Sementara itu untuk item pekerjaan pelebaran dan perkerasan jalan di Mamba, Desa Watu Pari, Kecamatan Kota Komba hingga desa Paanwaru Kecamatan Elar Selatan tidak ada kemajuan fisik pekerjaan. Dari 10 km pelebaran dan perkerasan jalan, telah diperlebar sekitar 6 km. 

Pekerjaan deker pada beberapa titik belum diselesaikan. Tampak genangan air di badan jalan di beberapa titik karena tak ada drainase dan deker. Dua titik jalan tampak longsor karena tidak dibuatkan deker. Padahal menurut warga setempat, dua titik yang longsor tersebut merupakan tempat aliran air sejak bertahun-tahun sebelumnya. 

 Pekerjaan perkerasan jalan hanya berakhir sebelum kali kecil di Desa Paanwaru, Kecamatan Elar Selatan. Di kali kecil ini tidak dibuatkan deker sehingga aliran air kali dibiarkan memotong badan jalan. Sekitar 100 m dari lokasi tersebut, ada aliran kali, namun tidak dibuatkan deker/gorong-gorong. Tetapi hanya ditimbun/ditutup dengan material bekas gusuran pelebaran jalan. Akibatnya aliran air menjadi kecil karena terhambat.  

Badan  jalan yang telah dikerjakan [timbunan urpil, red] dari Desa Watupari, Kecamatan Kota Komba menuju Desa Paanwaru, Kecamatan Elar Selatan tampak bergelombang walaupun telah digilas.   Akibatnya anggota tim mengalami mual dan pusing setelah meninggalkan lokasi tersebut.

Seperti diberitakan sebelumnya proyek peningkatan jalan Bealaing-Mukun-Mbazang segmen 2 dikontrakan kepada PT. Agogo Golden Group pada tanggal 13 Mei 2019 dengan nilai Rp 14.198.198.000. Waktu pelaksanaan selama 210 hari kalender. Namun hingga akhir waktu pelaksanaan tersebut, PT. Agogo Golden Group tak mampu menyelesaikan pekerjaan tersebut. Sehingga Dinas PUPR NTT melalui Penjabaat Pembuat Komitmen (PPK) memberikan perpanjangan waktu selama 90 hari kalender [sesuai PMK 234 tahun 2015, red] terhitung sejak 13 Desember 2019 hingga 13 Maret 2020. Dengan demikian PT. Agogo Golden Group  harus menyelesaikan pekerjaan tersebut [100%] pada tanggal 13 Maret 2020.

Sumber:

Komentar