- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
POS KUPANG.COM, KUPANG- Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bendungan Raknamo, Frengky Welkis, ST mengakui kejadian tragis yang menyebabkan tiga pekerja Bendungan Raknamo tewas terseret banjir bandang di anak Sungai Puames (jalan masuk Bendungan Raknamo,red) saat kejadian tanggal 30 Januari 2017 adalah sebuah musibah.
Hal ini dijelaskan Frengky Welkis, ST didampingi Kepala Proyek (Kapro) PT Waskita Ir. Mohammad, MM dalam penjelasan kepada wartawan media cetak elektronik, di Kantor Satket Bendungan Raknamo, Selasa (31/1/2017) siang.
Hadir saat penjelasan pers, Kepala Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Deppy Cipta, SST, Kasatker Bendungan Raknamo, Marthen Tella, ST, MT, Kasie Pelaksanaan, Constandji Nait, SP, MT, Kasatker PJPA, Ir. Yayat Sumaryat, MT, Kasatker PJSA, Alfres Lukas, ATP, Msi.
Frengky Welkis pada kesempatan itu menjelaskan kronologis korban terseret banjir menyebabkan ketiga korban meninggal dunia.
Kronologi kejadian sesuai keterangan dari korban selamat atas nama Suryaman & Erik Aripin menceritakan
saat itu mereka sedang melaksanakan pekerjaan leveling lahan untuk pengecoran jalan (Rigid Pavement) pada lokasi STA. 2+789, sekitar jembatan ke-3 dari jalan masuk ke lokasi proyek. Kondisi cuaca pagi hari hingga waktu makan siang (diperkirakan jam 12.00) cerah. Setelah makan siang, pekerjaan dilanjutkan dan pekerja yang melaksanakan leveling lima orang:
Moses Masan (assisten pelaksana PT WK), Ade Jumad (Jujuh), Rahmad Supriyanto (supri) adalah pekerja serta Erik Aripin (Erik)/operator alat dan Suryaman ( pekerja)
Sekitar jam 13.00 wita cuaca mulai mendung disertai gerimis, Moses memerintahkan Erik menghentikan pekerjaan, sementara Jujuh, Supri, Surya lebih dahulu berteduh di bawah jembatan atas inisiatif Moses.
Setelah memarkir alat, Erik dan Moses menyusul ke bawah jembatan dengan maksud ikut berteduh ketika hujan mulai deras, kondisi air yang mengalir di sungai melalui jembatan saat itu tidak begitu besar. Air mengalir melalui sisi kiri dan kanan jembatan (box culvert). Sedangkan pada tengah jembatan (box culvert) masih belum ada aliran air (kering), sementara hujan makin deras deras.
Frengky melanjutkan, sekitar pukul 13.15 Wita air mulai mengalir di sungai kurang lebih setinggi paha, Moses sempat menelepon pelaksana lain (Didik) agar minta dijemput. Sementara Erik berinisiatif naik ke atas jembatan untuk mengambil tambang karena seingat Erik di atas ada tambang, dengan maksud membantu empat orang temannya yang masih di bawah (Moses, Jujuh, Supri dan Surya).
Saat keluar dari kolong jembatan Erik merasa kesulitan karena aliran air yang cukup deras menghambat pergerakan karena saat itu ia menggunakan sepatu kerja (boot karet). Erik berusaha melepas sepatu sambil naik melalui daerah ujung jembatan yang tidak begitu tinggi dan ia berhasil naik ke atas.
Tiba di atas jembatan Erik meraih tali lalu mengulur tali kepada empat rekannya untuk berupaya menyelamatkan dari air yang semakin tinggi. Namun oleh Moses mengarahkan agar terlebih dahulu menyelamatkan tas. Setelah tas berhasil diangkat ke atas jembatan, Erik menyimpan tas di lokasi/tempat yang terlindung dari hujan sambil mencari bantuan pekerja lain untuk menolong dengan tambang yang ada.
Erik bertemu Abdul dan Ujang (pekerja pengecoran jalan) yang sementara berteduh dari hujan di bawah pohon jati. Mereka, bersama-sama kembali menuju ke jembatan untuk menolong rekan-rekan di bawah jembatan, namun saat etiba di jembatan sudah ada dua orang warga lokal yang kebetulan lewat (tidak diketahui namanya) sementara memegang tambang di atas jembatan bantu menarik empat rekan Erik yang berada di bawah jembatan dan sementara berjuang melawan derasnya arus air (banjir).
Beberapa saat empat pekerja sempat bertahan dalam kondisi arus banjir cukup besar hingga kelelahan, Suryaman mengaku pasrah dan melepas pegangan tambang dan hanyut terbawa arus.
Suryaman hanyut dengan kondisi setengah sadar karena kepala terbentur kayu yang hanyut tapi Suryaman terbawa arus ke tepi sungai dan berhasil menyelamatkan diri. Sementara tiga rekan yang lain juga hanyut namun tidak terdeteksi ke arah mana.
Erik yang melihat rekan-rekannyanya hanyut lalu pergi mencari bantuan untuk bersama mencari di sepanjang alur sungai. Diperkirakan Pukul 13.20 Wita tim dari proyek bersama-sama ke lokasi, menyebar menelusuri sungai mencari empat korban yang hanyut.
Satu orang atas nama Suryaman yang berhasil menyelamatkan diri bertemu dengan tim proyek yang melakukan pencarian dan yang bersangkutan dibawa ke RSUD Kabupaten Kupang di Naibonat diperkirakan pukul 13.30 wita untuk mendapatkan pertolongan pertama. Pukul 15.15 wita tim SAR tiba di lokasi membantu pencarian.
Pukul 16.30 Wita dua orang korban ( Jujuh dan Supri) ditemukan kurang lebih 1,5 km dari lokasi kejadian dalam keadaan meninggal dunia. Pukul 18.30 wita pencarian tim proyek, tim SAR dan dibantu warga dihentikan karena kondisi tidak memungkinkan. Satu orang (a.n Moses Masan) hingga pencarian dihentikan diperkirakan pukul 18.30 Wita belum ditemukan. Pencarian dilanjutkan, Selasa (31/1/2017) pagi oleh Tim SAR, tim proyek, TNI (Koramil) dan masyarakat. Tim SAR sempat bermalam di lokasi kejadian untuk melanjutkan pencarian tanggal 31 Januari 2017
Pukul 11.00 Tim SAR menemukan jenazah Moses Masan sekitar 4,5 km dari lokasi proyek.
"Para korban akan mendapat santunan asuransi karena semua pekerja peserta asuransi BPJS Tenaga Kerja. Selain itu, pihak i perusahaan PT Waskita akan memberikan santun kepada para korban," jelas Ir. Mohammad, menjawan pertanyaan Pos Kupang terkait santunan kepada para korban.
Mohammad juga menegaskan, pihak perusahaan akan mengantar jenazah korban hingga ke rumah keluarga korban.
Dua jenazah Jujuh dan Supri akan diterbangkan ke kampung halamannya di Jawa Barat, pada Selasa (31/1/2017) malam. Sedangkan Moses Masan akan diterbangkan ke kampung halaman korban di Ternate, Rabu (1/2/2017) pagi.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar