EDARAN LIBUR PASKAH TAHUN 2024

Cuma Dikasih Jalan Hotmix 2.000 Meter di Poros Tengah, Titu Eki Marah dan Kecewa



POS KUPANG.COM, OELAMASI -- Bupati Kupang, Ayub Titu Eki, mengaku sangat marah dan kecewa karena Pemprov NTT melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional X cuma menyetujui pembangunan 2.000 meter jalan hotmix di Jalur Poros Tengah pada tahun 2017 ini.
"Saya benar-benar marah dan sangat kecewa karena tahun ini proyek Jalan Poros Tengah cuma dapat 2.000 meter saja dari Pemprov NTT melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional X.
Padahal Presiden Jokowi menginstruksikan bahwa tahun 2019 semua jalur jalan ke perbatasan negara tetangga sudah harus rampung," kata Titu Eki dalam jumpa pers dengan para wartawan di ruang kerjanya, Senin (13/2/2017) siang.

Proyek Jalan Poros Tengah kata Titu Eki, mencapai 159,2 kilometer. Sampai tahun 2017 baru mencapai 53 kilometer.
Menurutnya sangat mustahil tahun 2019 target yang ditetapkan Jokowi agar proyek strategis nasional di daerah perbatasan bisa rampung.
"Presiden Jokowi telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 3 Tahun 2016 Tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional. Salah satunya proyek strategis nasional adalah akses jalan mulus hingga daerah perbatasan antarnegara. Tapi ternyata Perpres itu tidak dijalankan bahkan dikangkangi oleh Pemprov NTT melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional X," jelas Titu Eki dengan nada marah.
Bupati dua periode ini membeberkan fakta, sepanjang musim hujan dari bulan Desember 2016 sampai Februari 2017, ratusan desa di enam kecamatan di daratan Amfoang terisolir. Apalagi Jalan Poros Tengah pekan lalu terputus akibat bencana longsor di beberapa titik.
"Bayangkan saja. Orang dari Oepoli ke Kupang, karena terdesak suatu urusan menyewa sepeda motor ojek, harus membayar ongkos setara dengan harga tiket pesawat terbang ke Surabaya. Ini khan sangat menyedihkan. Tapi kenapa hati, mata dan telinga Pemprov NTT selalu tertutup atas semua penderitaan rakyat Amfoang Itu?," jelas Titu Eki dengan nada retoris.
Sebelum Pemkab Kupang bangun jalan poros tengah, warga yang hendak bepergian Oepoli, Amfoang Timur, yakni ke daerah perbatasan RI - Timor Leste, membutuhkan waktu lebih dari 12 jam di musim panas dan butuh beberapa hari bila bepergian di musim hujan.
"Ada tiga jalur, yang umumnya dipakai warga. Jalur barat mulai dari cabang Lili ke Pariti sampai Naikliu harus menyeberangi hampir 100 sungai. Berikutnya dari jalur timur, yaitu dari Takari lalu ke Lelogama terus ke Naikliu, itu juga menyeberangi ratusan sungai. Berikutnya jalur alternatif melalui Kabupaten TTS dan Kabupaten TTU. Namun tetap saja dihadang sungai-sungai besar," papar Titu Eki.
Untuk mengatasi ini, Pemkab Kupang bangun jalan Poros Tengah melalui daerah pegunungan sehingga menghindari hadangan sungai-sungai besar.
"Kalau pakai Jalan Poros Tengah, hanya bangun 6 unit jembatan besar. Kalau lewat jalur timur dan barat harus bangun ratusan unit jembatan besar dan kecil," jelas Titu Eki.
Jadi menurutnya Jalan Poros Tengah menghemat anggaran, efektif dan efisien dari aspek waktu dan sebagainya.
"Tapi kenapa sekarang Balai Pelaksanaan Jalan Nasional X mengatakan Jalan Poros Tengah tidak jelas statusnya? Lalu kenapa pemerintah pusat kucurkan dana dari APBN sejak tahun 2014 untuk pembangunan jalan poros tengah?" tanya Titu Eki dengan nada marah.
Ia berjanji akan membawa masalah ini kepada Menteri PU dan Presiden RI Jokowi di Jakarta. Sebab proyek Jalan Poros Tengah masuk kategori proyek strategis nasional menuju daerah perbatasan Timor Leste.
sumber:

Komentar