EDARAN LIBUR PASKAH TAHUN 2024

Jembatan Pancasila Palmerah yang Ikonik dan Religius



SALAH satu pertanyaan yang sering muncul saat dimulainya rencana Pembangunan Jembatan Pancasila Palmerah di Kabupaten Flores Timur (Flotim) dua tahun lalu ialah seperti apa tipe atau model jembatan yang akan dibangun tersebut? Sebab selama ini, masyarakat di daerah ini belum pernah melihat jembatan yang panjangnya mendekati seribu meter itu. Apalagi menghubungkan dua pulau yang dipisahkan laut.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Tidal BV sebagai calon investor telah melakukan sebuah proses sayembara mendisain tipe atau model jembatan yang akan dibangun. Sayembara ini dilakukan  Tidal diluar kontrak yang dilakukan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional X Kupang dan PT Buana Archichon sebagai konsultan pemenang Pra FS (Feasibility Study).
Untuk mendisain tipe atau model jembatan ini,  Tidal menawarkan kepada Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Provinsi NTT. Dalam sayembara ini, PT Tidal menyiapkan dana Rp 100 juta diberikan kepada IAI untuk melakukan sayembara. Sayembara itu pun sudah dilaksanakan. Berdasarkan surat dari Tidal BV, Dinas PU dan Tata Ruang NTT meminta IAI untuk menjaring model dari seluruh para arsitek di IAI yang ada di NTT, termasuk arsitek diluar NTT yang ingin berkontribusi.
Hasil 'penugasan' Dinas PU dan Tata Ruang NTT kepada IAI itu terciptalah 20 model atau tipe jembatan. "Dari 20 tipe yang diterima dari IAI itu, saya serahkan ke Tidal BV dalam hal ini Mr. Erick dan Mr. Andre," kata Kadis PU dan Tata Ruang NTT, Ir. Andre W Koreh, MT, Selasa (8/8/2017).
Andre menjelaskan, dari 20 model yang diserahkan, Tidal melakukan seleksi sesuai kriteria. Kriteria-kriteria yang mereka pasang antara lain disain harus ikonik (harus punya ikon tersendiri), tapi juga harus ada unsur religius dan unsur budayanya. Selain itu harus visible. "Artinya, jangan sampai terlalu ikonik justru menjadi tidak visible atau tidak layak dari sisi cost-nya. Inilah yang menjadi pertimbangan mereka," jelas Andre.
Setelah menyeleksi 20 disain tersebut, Tidal BV mengambil enam disain yang menurut mereka yang terbaik. Dan dari enam disain itu, Tidal meminta waktu Gubernur NTT untuk mereka presentasikan. Presentasi dilakukan Tidal sendiri, bukan oleh ikatan IAI. IAI sebagai penyalur ide hanya hadir menyaksikan bagaimana Tidal mempresentasikan model jembatan hasil disain tersebut.
"Dari enam disain model tersebut, Tidal BV dan Gubernur NTT mewakili Pemerintah Indonesia menyetujui satu model, yaitu dari salah satu tim arsitek nomor 11 dari Undana. Model itulah yang sekaràng dipublish," jelas Andre.
Mewakili Seluruh NTT
Mengapa Tidal menyukai disain ini? Menurut Andre, Tidal merasa surprise karena disain ini dilakukan anak NTT dan mereka melihat ternyata putra-putra NTT tidak kalah. Mereka surprise karena model jembatan seperti ini ternyata merangkum semua filosofi yang diinginkan.

Pertama, jembatan ini dinamakan Jembatan Pancasila Palmerah. Pancasila sebagai dasar negara tampak dalam disain ini. Ada garuda di depannya.
Kedua, disain ini juga ikonik. Kalau dilihat dari jauh seperti ada dua ikan besar. Satu ikan besar dari arah Larantuka dengan panjang 250 meter, dan satu ikan agak kecil dari arah Adonara dengan panjang 150 meter. Jadi ada dua ikan yang berhadap-hadapan. Rangka-rangka atau tulang-tulang ikan itu menjadi ikon-ikon juga. Bentuknya semacam gading.
Ikan ini sangat kental ada di seluruh dunia. Tapi lokasi ini juga dekat Lembata dimana ada ikan paus yang selalu menjadi obyek wisata. Karena itu tidak salah kalau diangkat bentuk ikan itu sebagai ikon. 
Bentuk-bentuk filosofi ini, menurut Tidal, sangat NTT, tapi juga sangat mendunia. Tidal mengatakan, bahwa seumur mereka, mereka belum pernah melihat bentuk jembatan seperti ini, sehingga mereka sangat terkesan dengan disain ini. Tidal memberikan poin tertinggi pada model ini dari enam model yang diambil. Gubernur NTT juga menerima model ini.

Ketiga, di tengah jembatan di bagian pertemuan antara jalan dan jembatan dipasang patung. Ada patung Bunda Maria dari arah Larantuka dan ada patung Yesus Kristus dari arah Adonara. Jadi itulah nilai-nilai religius yang ada di jembatan ini. Sementara di pinggir jembatan dipasang gambar-gambar relief motif-motif NTT. Juga ada beberapa budaya NTT, sehingga sangat mewakili seluruh NTT. "Di sana juga nanti ada motif tenun ikat Sumba, ada kuda, ada tari hedung dari Flores, Adonara dan beberapa budaya NTT lainnya. Itu sebabnya model ini mendapat poin tertinggi," katanya.
Berdasarkan hasil presentasi itu, kata Andre, maka ia sebagai kepala dinas mengambil dan membuat surat keputusan yang menyatakan mengambil model yang dipilih oleh seluruh peserta itu. IAI sebagai pemberi/pencetus ide dan Tidal BV sebagai owner yang mengalokasikan anggaran, gubernur sebagai wakil pemerintah pusat di daerah dan juga sebagai kepala daerah melihat model ini sudah mewakili seluruh kepentingan sehingga diputuskanlah bahwa inilah model disain yang akan dilaksanakan di Jembatan Pancasila Palmerah.
"Tidal langsung memanggil tim yang menang untuk bekerjasama pada saat pembuatan detail engineering-nya. Karena itu bangunan dalam bentuk model. Jadi sekarang mereka sudah bekerjasama dengan pemenang," katanya.
Jika tidak ada halangan, tanggal 15 Agustus ini Tidal BV datang ke Indonesia. Mereka juga akan mengikuti upacara kenegaraan di Indonesia. Mereka menawarkan diri, dan mereka juga ingin menyaksikan pameran pembangunan dimana di dalam pameran ini nanti bentuk Jembatan Pancasila Palmerah yang sudah disepakati akan dipamerkan.
Tidal berkepentingan dalam mendisain model jembatan ini karena merekalah yang akan menyusun FS-nya. Sebab, yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia saat ini hanya Pra FS. "Tidal menyusun FS karena kalau sudah FS berarti sudah menyangkut cost. Jadi cost-nya harus sudah pasti. Berapa biaya yang akan mereka butuhkan untuk membangun fisiknya dan berapa benefit (income) yang diperoleh. Jadi yang dilakukan ini diluar dari apa yang ada dalam kontrak Pra FS," kata Andre. 

Berharap Groundbreaking Desember 2017
Panjang Jembatan Pancasila Palmerah yang akan dibangun seluruhnya 800 meter. Untuk bangunan atas calon investor serahkan ke Indonesia. Bangunan atas terdiri dari dua sisi atau arah yang dipasang ikan, yaitu 150 meter ke arah Adonara, dan 250 meter ke arah Larantuka. Untuk bangunan atas ini Tidal namakan Civil Bridge. Mereka sepenuhnya mengikuti peraturan jembatan yang dibuat oleh Pemerintah Indonesia.

Sedangkan bangunan bawah atau di tengah-tengah sepanjang 400 meter menjadi tanggung jawab Tidal. Tidal akan memasang turbin di bangunan sepanjang 400 meter ini karena disinilah arus yang paling deras. Tidal menamakan bangunan bawah sepanjang 400 meter Tidal Bridge. Di bangunan sepanjang 400 meter yang dipasang turbin itu akan dibangun sesuai kaidah mereka (Tidal).
Untuk progres Pra SF saat ini, Andre mengaku belum meng-update kembali perkembangannya. Apalagi ia tidak turut mengendalikan pelaksanaan Pra FS tersebut. Tapi dari laporan tiga pekan sebelumnya, progres Pra FS sudah mencapai 23 persen. Meski demikian ia percaya Balai Pelaksanaan Jalan Nasional X Kupang akan melakukan pengendalian secara baik dan benar sebagaimana layaknya mengendalikan sebuah proyek studi seperti itu. Dan secara simultan calon investor juga sudah mempersiapkan langkah-langkah antisipatif. "Kita berharap Desember 2017 ini dilakukan groundbreaking, " katanya.
sumber:

Komentar

Posting Komentar