- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Proyek pemeliharaan ruas Jalan Anggrek di Kelurahan Madawat, Kota Maumere, Pulau Flores, dengan buras menyiram aspal kemudian ditutup pasir telah dihentikan pada minggu terakhir bulan Desember 2017.
Tetapi, efek negatif dari pekerjaan jalan terus membawa penderitaan kepada warga di ruas jalan itu dan pengguna jalan.
Setiap saat kendaraan roda empat dan roda dua melintas di ruas jalan itu menerbangkan debu yang sangat mengganggu pemandangan pengguna jalan dan warga domisili di sisi ruas jalan di pusat Kota Maumere ini.
Pengendaran sepeda motor harus siap menutup mulut dan hidung supaya tidak `makan' debu di sepanjang jalan sekitar 100 meter lebih yang telah ditebar pasir itu.
Pantauan pos-kupang.com, Selasa (2/1/2018), setiap kendaraan roda dua dan empat yang melintasi di ruas jalan ini menerbangkan debu.
Lebih menderita pengendara sepeda motor, harus siap menutup mulut dan hidung. Pengguna mobil harus menutup kaca mobil menghindari debu masuk mobil.
Warga Jalan Anggrek, Buang da Cunha, Selasa (2/1/2018) kembali mendesak rekanan yang mengerjakan pekerjaan pemeliharaan ruas jalan ini membersihkan semua pasir yang ditebar di ruas jalan ini.
Meskipun pekerjaan telah dihentikan, dampaknya diterima warga dan pengguna jalan.
"Kalau mau disiram setiap hari juga boleh. Sudah tahu pekerjaan begini buruk membawa resiko kepada pengguna jalan dan warga di ruas Jalan Anggrek, malah dibiarkan saja," ujarnya kesal.
Buang pertanyaan, apakah masih ada pemerintahan yang mendengarkan suara dan keluhan warga menyelesaikan soal yang sedang dihadapi warganya.
Buang mengakui, setiap saat diintasi kendaraan, debu bertebangan ke udara dan masuk ke rumah-rumah warga.
Sejak ruas jalan diburas, pekan terakhir bulan Desember 2017, pintu dan jendela rumahnya dan rumah-rumah warga sekitar ditutup. Lubang-lubang ventilasi yang selama ini dibiarkan terbuka untuk sirkulasi udara telah ditutup menghindari debu masuk ke kamar-kamar.
Ruas jalan ini diburas Kamis (28/12/2017) menyebabkan 15 pesepeda motor tergelincir.
Menanggapi protes masyarakat, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sikka, Tommi Lameng, meminta pejabat pembuat komitmen (PPK) menghubungi rekanan menghentikan pemeliharaan ruas jalan ini.
Sumber:
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar