SELEKSI PENERIMAAN PPPK LINGKUP PEMPROV NTT T.A 2024

Walikota Jefri Kesal Melihat Pengerjaan Sejumlah Proyek


Walikota Kupang Jefri Riwu Kore menilai, pembangunan drainase yang berada di wilayah Kota Kupang terkesan dilakukan asal jadi atau abal-abal.
Pasalnya drainase yang di bangun tidak secara keseluruhan, atau sampai pada titik sambungan pembuangannya, sehingga air hanya tertampung di drainase, dan kalau kapasitas hujan meningkat, air dari drainase meluap dan menggenangi daerah sekitar.
“Saya prihatin karena drainase di bangun sepotong-sepotong. Kalau seperti ini namanya drainase asal jadi, dan tidak manfaatnya,” katanya kepada wartawan di Kota Kupang, Jumat (5/1/2018) siang.
Menurutnya, kalau drainase di bangun melalui perencanaan yang baik, maka pembangunannya harus ada titik sambungan dari satu drainase ke drainase yang lain.
Selain itu, tambahnya, faktor kemiringan juga harus diperhatikan. Kemiringan dasar saluran direncanakan sedemikian rupa, sehingga dapat memberikan pengaliran secara gravitasi dengan batas kecepatan minimun tidak terjadi pengendapan-pengendapan, dan kecepatan maksimum tidak boleh terjadi perusakan pada dasar maupun pada dinding salurannya, dengan arti bahwa daya aliran dapat membersihkan endapan sendiri.
Selain itu, kata Walikota Jefri, harus diperhatikan ambang batas pada saluran dan perlengkapan adalah jarak vertikal dari permukaan saluran/perlengkapan saluran tertinggi terhadap permukaan air di dalam saluran/perlengkapan saluran tersebut.
“Dan intinya harus ada titik sambungan antara satu drainase ke drainase lainnya, agar pembuangan dapat berjalan dengan lancar. Kalau hanya sepotong-sepotong maka hanya menimbulkan masalah baru,” katanya.
Untuk itu, tegas Jefri, mulai tahun 2018 pemerintah mempersiapkan pekerjaan drainase secara lengkap mulai dari hulu sampai ke hilir.
Ia mengaku sudah meminta Dinas PUPR Kota Kupang untuk mendesain rencana pembangunan drainase yang baik di Kota Kupang.
Sumber:

Komentar