SELEKSI PENERIMAAN PPPK LINGKUP PEMPROV NTT T.A 2024

Belasan Hektar Sawah Biloto Jadi Korban Pembangunan Irigasi

Anggota DPRD TTS, Zadrak Pah sedang menunjukkan saluran irigasi Biloto yang mubazir.

Pengerjaan saluran irigasi di Dusun I, Desa Biloto, Kecamatan Mollo Selatan tahun 2015 lalu meninggal persoalan untuk masyarakat. Sawah masyarakat kering.
Pasalnya, saluran irigasi yang seharusnya berfungsi untuk menyalurkan air ke sawah masyarakat, justru menjadi penyebab utama air tak bisa mengalir ke sawah masyarakat.

Pengerjaan jaringan irigasi berada lebih tinggi dari sumber air bikiung, sehingga air tidak tidak bisa masuk ke saluran irigasi.
Hal ini menyebabkan belasan Hektar sawah masyarakat di dusun Uthelo dan Upana tak bisa diolah untuk ditanami. Selain itu, masyarakat juga mengeluhkan pengerjaan irigasi tersebut, karena telah mematikan ratusan pohon sirih dan pinang milik masyarakat. Namun sayangnya, hingga saat ini tidak ada ganti rugi yang didapatkan masyarakat.
Dendi Mella salah satu warga Biloto yang menjadi korban dampak pembangunan irigasi mengaku, dua hektar sawahnya sudah tiga tahun terakhir tidak bisa diolah karena air dari mata air bikiung tak mencapai lokasi sawahnya.
Hal ini disebabkan karena saluran irigasi yang dibangun pemerintah tahun 2015 lalu letaknya terlalu tinggi dari permukaan air di mata air bikiung. Pasalnya, sebelum adanya irigasi tersebut, air dari mata air bikiung mengalir sampai ke sawahnya.
Selain itu, dirinya juga mengeluhkan ratusan pohonan sirih pinang miliknya yang mati terkena dampak pembangunan irigasi tersebut.
" Kami masyarakat kecil ini yang jadi korban karena pemerintah kerja irigasi asal jadi. Mana pemerintah bangun irigasi di atas, mata air di bawah, ini air mau mengalir bagaimana. Sawah dan tanaman sirih pinang kami sudah jadi korban. Kami berharap, pemerintah bisa membuka mata untuk memperbaiki saluran irigasi ini agar memiliki manfaat bukan mendatangkan masalah seperti saat ini," keluhnya, Minggu (22/7/2018) saat menunjukan saluran irigasi Biloto.
Terkait nama rekanan yang mengerjakan irigasi tersebut, lanjut Sendi, dirinya tidak mengetahui nama rekanan maupun jumlah anggaran yang digunakan untuk mengerjakan irigasi tersebut. Pasalnya, papan informasi pengerjaan irigasi tidak pasang rekanan. Selain itu, masyarakat sekitar juga tidak dilibatkan dalam pengerjaan irigasi tersebut. Rekanan memilih mendatangkan tukang dari TTU dan Belu untuk mengerjakan irigasi tersebut.

Sumber:

Komentar