EDARAN LIBUR PASKAH TAHUN 2024

Realisasi APBD NTT 67,15 Persen

Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi NTT, Hali Lanan Elias
Sampai akhir Triwulan III, realisasi ABPD NTT TA 2018 mencapai Rp 3.336.920.816.991 atau 67,15 persen dari target Rp 4.968.984.219.000. Realisasi belanja langsung Rp 909.701.421.579 atau 54,76 dari target Rp 1.661.395.542.000, sedangkan realisasi belanja tidak langsung mencapai Rp 2.427.219.395.412 atau 73,38 persen dari target Rp 3.307.588.677.000.
Demikian penjelasan Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi NTT, Hali Lanan Elias, kemarin.
Dia menjelaskan, secara kumulatif untuk realisasi pendapatan dari target Rp 4.882.077.980.000, sudah tercapai Rp 3.643.043.594.950 atau 74,62 persen, yang terdiri pendapatam asli daerah (PAD), dana perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Tingkat penyerapan anggaran di tiap OPD (Organisasi Perangkat Daerah), bervariasi. Dinas Peternakan NTT, sampai akhir Triwulan III (September), baru mencapai 43 persen dari total anggaran yang dikelola dinas ini.
Kepala Dinas Peternakan NTT, Deni Suhadi yang ditemui di ruang kerjanya, kemarin, mengatakan, salah satu sebab masih rendahnya tingkat penyerapan anggaran di dinasnya karena program hibah ternak kepada petani-peternak yang masih dalam proses pelaksanaan.
Program hibah ternak kepada petani peternak di seluruh NTT, kata dia, adalah program utama Dinas Peternakan. “Kalau program ini sudah dilaksanakan tentu akan menggenjot pencapaian realisasi anggaran. Sebagian besar program kerja kita sudah selesai, tetapi program hibah ternak kepada peternak yang masih dalam proses. Program hibah ternak itu merupakan program utama kita,” jelasnya.
Dia menegaskan program hibah ternak itu akan segera terealisasi dalam waktu dekat sehingga tingkat realisasi penyerapan anggaran di dinasnya akan meningkat.
“Kalau program ini selesai direalisasikan pasti penyerapan anggaran kita akan mencapai 80-an persen, bahkan 90-an persen karena program kita sebagian besar sudah terlaksana,” urainya.
Menurutnya, program hibah ternak kepada peternak ini memang masih dalam proses karena butuh ketelitian dan konfirmasi langsung ke lapangan untuk memastikan kelompok-kelompok peternak secara pasti, lengkap dengan alamatnya masing-masing guna memastikan bantuan ternak yang dihibahkan itu sesuai aturan, tidak ada penyimpangan, dan tepat sasaran.
“Kita butuh surat petunjuk dari gubernur untuk penentuan kelompok ternak penerima. Jadi minggu kemarin saya sudah teken semua dokumennya dan dibawa ke gubernur guna mendapat petunjuk pendistribusian ternak, yaitu sapi, kambing dan babi untuk peternak di seluruh kabupaten/kota di NTT. Jadi pasti kita akan capai minimal 90 persen di akhir tahun,” urainya.
Kadis Pariwisata NTT, Marius Ardu Jelamu yang dikonfirmasi di ruang kerjanya, kemarin, mengatakan, sampai dengan akhir Triwulan III realisasi anggaran di dinasnya baru mencapai 52 persen lebih. Program lainnya sedang dalam proses pelaksanaan sehingga dia optimistis pada akhir tahun bisa mencapai 80-an persen.
“Pada perubahan anggaran baru-baru ini kita dapat tambahan anggaran Rp 1,8 miliar untuk sejumlah kegiatan pariwisata. Semua sudah kita programkan dan akan segera direalisasikan dalam waktu dekat,” jelasnya.
Doktor jebolan Institut Pertanian Bogor (IPB) ini, menegaskan, program Dinas Pariwisata pada umumnya merupakan promosi wisata untuk mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan ke NTT.
“Dana Rp 1,8 miliar itu kami gunakan untuk membenahi sejumlah objek pariwisata seperti Lasiana, Kabupaten Kupang, TTS, Rote Ndao dan Sabu Raijua. Semuanya sedang berproses dan pasti akan terlaksana secepatnya. Sedangkan anggaran dari APBD murni sudah hampir semua terealisasi,” ucapnya.
Sumber:

Komentar