- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Sebuah teknologi yang diberi nama Haik
Lontar menggegerkan Indonesia. Alat pengukur debit air dan
tinggi muka air di saluran irigasi ini dinilai sebagai inovasi baru dengan
manfaat luar biasa.
Tidak heran jika tiga Kementerian sekaligus langsung menurunkan utusan ke
NTT dan bertemu Kepala Dinas
PUPR NTT, Ir. Andre W Koreh, MT untuk sekedar mengetahui cara kerja
alat tersebut.
Utusan itu berasal dari Bappenas, Kemenkom Info,
Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal.
Dalam pertemuan dengan Andre
Koreh dan jajarannya, Plt. Direktur Ekonomi Digital Kemenkom Info, Nizam Waham,
mengatakan, pembangunan ekonomi ke depat sudah berbasis digital.
Nizam yang datang bersama tiga stafnya, mengatakan, pemerintah menilai
pembangunan ekonomi berbasis digital mempercepat peningkatan kesejahteraan
rakyat.
Hal senada disampaikan Kasubdit
Tata Guna Lahan Ditjen PDT Kementerian Desa, Jamaludin Matdoan.
Jamaludin mengatakan, Dirjen PDT sangat konsen dengan pengembangan
teknologi karena dengan teknologi percepat pembangunan daerah tertinggal.
"Di NTT dari 22 kabupaten/ kota baru empat daerah yakni Flores Timur,
Sikka, Ngada dan Kota Kupang yang keluar dari status daerah tertinggal. Dengan
ekonomi digital akan mempercepat pembangunan di daerah daerah lain bisa
menyusul empat daerah tersebut," harap Jamaludin.
Kepala Dinas PUPR Provinsi NTT, Ir. Andre Koreh, MT mengatakan, Haik
Lontar berangkat dari pemikiran sederhana "Memberi sesuatu
yang lebih itu biasa. Tetapi memberi sesuatu dari kekurangan itu yang luar
biasa."
Andre mengatakan, kondisi NTT pada umumnya kering dengan curah hujan
rendah yakni 9 bulan kering dan tiga bulan basah.
Kondisi iklim seperti ini, kata Andre, membutuhkan kreasi. "Kami
sudah bosan dengan stigma miskin, bodoh dan tertinggal. Jadi kami mau keluar
dari stigma itu," tegas Andre.
Andre mengungkapkan, selama ini para petugas di lapangan sering berdebat
dengan petani soal gagal tanam, gagal panen karena air kurang air.
Ternyata masalah di data yang tidak akurat. Dengan alat ini, katanya,
tidak perlu lagi ada perdebatan karena semua merujuk pada data riil.
Untuk diketahui, Dinas
PUPR NTT di bawah pimpinan Kadis, Ir. Andre W Koreh, MT dan Kabid O&P SDA
dan Irigasi, Beny Nahak, ST, MT bekerjasama dengan Bayu Dwi Apri Nugroho, ST.,
M.Agr., Ph.D Ahli Klimatologi Pertanian, Perubahan Iklim dan Ilmu Lingkungan,
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta,
menciptakan sebuah inovasi baru untuk mencatat debit air secara realtime di
daerah irigasi (DI). Inovasi baru itu berupa aplikasi HAIK LONTAR PEDE Tanam
1.0.
Sumber:
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar