- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Jembatan Liliba sepanjang
135 meter yang berada di jalan Piet A Tallo Kelurahan Liliba, Kecamatan Oebobo,
Kota Kupang memerlukan perawatan rutin mulai dari pengecekan sekrup, baut dan
plat bawa jembatan tersebut.
"Jembatan
baja itu harus memiliki perawatan yang rutin jauh lebih rutin daripada jembatan
beton, sekrup dan segala macamnya dari tahun ke tahun harus dikencangkan kalau
tidak akan berbahaya dan akan terjadi seperti kasus yang di Kalimantan yang
jebol karena perawatannya yang kurang," ungkap Hendrik Rani, akademisi
dari Fakultas Teknik Universitas Widya Mandira Kupang ini, Senin (26/11/2018)
Dijelaskannya,
jembatan Liliba yang merupakan jembatan baja dimana telah berusia 29 tahun
tersebut biasanya mengalami masalah pada perawatan.
"Saya
melihat jembatan Liliba dari segi usia yang menginjak 29-30 tahun sebenarnya
belum terlalu tua, artinya umur layanan di atas 50 tahun," katanya
Namun
demikian, melihat pertumbuhan lalulintas dan mobilitas kendaraan di Kota Kupang
yang dapat dikatakan 'luar biasa' terlebih pada waktu tertentu mengharuskan
perawatan dan peremajaan secara kontinyu dan rutin seperti pengecekan plat dek
jembatan dan pengecekan baut.
"Pengerjaan
harus teliti dan ekstra hati-hati, kontrol seluruh baut dan plat apakah ada
retak atau tidak, sebab kalau tidak diperhatikan kita tidak tahu ada kerusakan
kecil yang berakibat fatal pada struktur jembatan itu," jelasnya.
"Jadi
memang jembatan Liliba saat ini, bebannya pada jam-jam tertentu sudah luar
biasa. Untuk ukuran Kota Kupang pada pagi hari atau jam 4 sampai jam 5 sore di
situ sangat padat dan memang di situ dapat dikatakan jembatan mengalami beban
maksimum pada kondisi-kondisi tertentu tersebut, Kalau dia (jembatan Liliba)
tidak cukup fit maka akan cukup membahayakan," tambahnya.
Pemerintah
Provinsi NTT sejauh pengamatannya memiliki standar perawatan jembatan dimana
secara berkala merawat jembatan tersebut.
Misalnya
di tahun-tahun terakhir ini ada pengecekan dan pemeriksaan-pemeriksaan baut
sehingga jembatan tersebut tetap memiliki kelayakan untuk dilalui.
"Hanya
kita kurang mengetahui tingkat pemeliharaan atau pengamatan itu hanya sekedar
pengecekan dan pengencangan baut atau sampai pada pengamatan apakah kondisi
baut dalam keadaan baik atau tidak?," ujarnya
"Nah,
itu kan butuh alat-alat khusus dan sepengetahuan kita yang melintasi jembatan
tersebut sebatas pada pengamatan visual atau pengecekan saja. Kedua hal ini
memadai dalam kondisi dimana kondisi jembatan dalam keadaan yang meragukan atau
kondisinya yang memburuk dan kita tidak mengetahui tapi seandainya jika ada
crack (retak) di dalam plat baja atau mungkin di baut," tambahnya.
Ia
menilai, jika hanya sebatas pengamatan visual saja akan mengalami sedikit
kesulitan jika tidak dilakukan pemeriksaan mendalam . Kalau umurnya sudah
sampai 30 tahun memang harus ada pengecekan secara lebih dalam," imbuhnya.
Dirinya
berharap, Pemerintah Provinsi NTT memiliki dana yang lebih untuk perawatan dan
peremajaan jembatan tersebut karena plat beton jembatan Liliba mudah retak
disebabkan mobilitas kendaraan dibandingkan dengan jembatan beton.
"Jembatan ini kan plat betonnya cepat retak ya. Karena baja itu jika mobil
lewat dia sedikit bergetar. Kita tidak begitu merasakan tapi dari Itu cukup
menimbulkan plat beton itu tertekan dan terangkat. Jauh lebih tertekan jembatan
baja ketimbang jembatan beton sehingga plat deknya itu lebih mudah retak,
misalnya jembatan Noelmina (TTS) sana," katanya.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar