EDARAN LIBUR PASKAH TAHUN 2024

Gapensi Masih Doyan Proyek

Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat berfoto bersama pengurus GAPENSI NTT saat membuka kegiatan Musyawarah Daerah (Musda) IX Gapensi NTT di Hotel Aston Kupang, Kamis (5/9).


Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) menegaskan GabunganPengusaha Jasa Konstruksi (Gapensi) sampai saat ini masih doyan dengan berbagai proyek pemerintah. Padahal, Gapensi memiliki kekuatan untuk menjadi rantai pemasok bidang konstruksi.
“Tanah NTT mempunyai potensi menjadi bahan baku semen, namun keberadaan PT Semen Kupang belum mampu memenuhi kebutuhan semen di NTT. Seharusnya, dengan kondisi ini Gapensi harus bisa menjadi rantai pemasok kebutuhan bidang konstruksi, seperti semen,” ujar VBL dalam Musda IX Gapensi NTT di Hotel Aston Kupang, Kamis (5/9)..
Gapensi, lanjut VBL, mempunyai tanggung jawab moril ketika membangun jalan dan jembatan. Jika kedua bangunan ini rusak, maka Gapensi harus disangsikan profesionalismenya.
Meskipun sudah berusia 60 tahun, namun Gapensi di NTT masih fokus dan berharap pada proyek pemerintah setiap tahun.
“Masih tertarik kontrak kerja dengan pemerintah. Habis kontrak kerja proyek. Kalau sudah selesai bayar lunas, ya itu. Nunggu lagi kontrak berikut. Nunggu ada tender lagi. Jadi memang Gapensi ini Gapensi ada yang ‘netek’. Sudah tua-tua, tapi masih bau susu bayi. Susu ibu,” kritiknya.
Gubernur VBL mengaku sangat tertarik dengan rantai pasok. Apalagi pembangunan dengan anggaran mencapai ratusan triliun rupiah.
“Biasanya kita sebut rantai pasok, tapi tidak tahu apa itu rantai pasok. Rantai pasok itu berhubungan dengan rantai nilai. Beberapa kali audiens dengan Gapensi, saya bilang bahwa NTT tidak bisa berkembang dengan cara berpikir yang linear. Di dalam teori pariwisata, aksesibilitas jadi salah syarat mutlak, tapi di mana kelompok ini sedang mengerjakan sebuah syarat mutlak dari sebuah pariwisata itu,” terangnya.
Ia mengaku tidak pernah melihat himpunan pengusaha yang mampu membangun rantai pasok dari seluruh infrastruktur yang dibangun di NTT. Salah satunya, perusahaan jenis semen seperti Tonasa yang dibangun pengusaha kecil di China.
“Kapan saya lihat orang Gapensi ngumpul dan membangun pabrik semen digabung. Apa orang Gapensi NTT kalah sama orang China? Berarti ini kelas RT. Padahal, seluruh pulau batunya batu gamping. Jadi aneh kalau kita punya PT Semen bangkrut, itu tolol, termasuk Gapensinya juga tolol,” pungkasnya.

Teruji
Ketua DPD Gapensi NTT, E Hidayat Hanas mengatakan, Gapensi sangat konsisten dan teruji dalam berbagai tantangan. Menurutnya, sejak berdiri tahun 1978 Gapensi NTT memiliki 4.500 anggota.

Ia mengatakan, data dari LPJK, menunjukkan tahun 2018 ini ada 1.474 badan usaha dari 2.885 badan usaha jasa pelaksana konstruksi maupun konsultan.
Gapensi, lanjut Hidayat telah bertekad menjadi mitra pemerintah dalam seluruh pembangunan infrastruktur demi kesejahteraan masyarakat. Gapensi juga harus tetap menunjukkan kerja-kerja profesional.
“Kita berupaya mewujudkan cita-cita mulia pemerintah yang sedang giat melaksanakan pembangunan agar pertumbuhan ekonomi NTT bisa dirasakan oleh masyarakat,” kata Hidayat.
Ia menambahkan, banyak pengusaha kecil di daerah mengalami kesulitan karena berbagai regulasi. Karena itu, butuh campur tangan dari pemerintah dalam mengurus izin usaha jasa konstruksi seperti izin mendirikan bangunan (IMB).
“Mungkin hal-hal seperti ini bisa disampaikan, karena kebanyakan pengusaha yang kecil-kecil makin lama makin tertekan. Padahal sebenarnya perusahaan adalah aset daerah. Kalau kita bina, pupuk kembangkan, maka akan berdampak pada pertumbuhan ekonoi daerah,” ujarnya.
Ketua Umum Gapensi Pusat, Iskandar Z Hartawi meminta dukungan kerja sama agar bisa memperoleh akreditasi. Menurutnya, Gapensi adalah organisasi terbesar Asia Tenggara yabg telah berusia 61 tahun. “Di mana menjadi satu-satunya organisasi yang sangat taat pada anggaran dasar,” katanya. Sedangkan, Ketua LPJK Nasional, Ruslan Rifai mengatakan, Gapensi sudah menunjukkan karakter yang kuat dalam berorganisasi. Kondisi ini sangat dibutuhkan dalam membangun negeri tercinta.
Ia berharap, pengurus yang terpilih harus terus membangun komunikasi dengan Gubernur untuk menyampaikan informasi dalam rangka penetapan kebijakan, kapasitas dan jumlah. Ruslan meminta, Gapensi tidak hanya fokus pada sertifikasi dan jumlah anggota.
“Untuk itu jangan cuma berfokus pada sertifikasi dan jumlah anggota. Tapi fokusnya bagaimana setiap tahun reviewnya bertambah,” katanya.
Sumber:

Komentar