- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengakui temuan penyelewengan atau
penyalahgunaan anggaran pada 2017 meski sudah ada kebijakan Tim Pengawalan,
Pengamanan Pemerintahan dan Pembangunan Pusat (TP4P) dan Daerah (TP4D) pada
proyek pemerintah sejak awal tahun ini.
"Saya kira sudah
bagus (adanya TP4P dan TP4D), tapi masih ada
beberapa `case` (kasus/temuan) yang sedang ditangani Pak Irjen (inspektorat
jenderal) karena ketidaktahuan dan lain-lain," kata Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono menjawab
pers di Jakarta, Senin, di sela Rapat Koordinasi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Kementerian PUPR.
Menurut Basuki, sesuai
informasi dari Jaksa Agug Muda Intelijen (Jamintel) pada agenda itu, info
adanya penyelewengan semacam itu juga berasal dari orang dalam sehingga
semuanya memang harus kompak untuk mengawasi.
"Jadi, info
semacam ini, harusnya sama mulai dari Presiden, ke saya, hingga ke Balai dan
PPK," katanya.
Namun, Basuki enggan
merinci beberapa temuan yang dimaksud, tetapi secara garis besar diakui ada
yang bersifat pencegahan dan ada yang sudah temuan atau sudah terjadi.
Ditanya evaluasi
secara umum adanya TP4P dan TP4D sejak awal 2017
hingga saat ini, Basuki mengakui secara umum informasi dari Jamintel, jumlah
realisasi proyek dari 2016-2017 naik tinggi.
"Kami pun dari
PUPR sama, yakni misalnya pada proyek di GBK (Gelora Bung Karno), ketika ada
informasi yang mencurigakan, ya yang jawab Kejati (Kejaksaan Tinggi) karena
kami sejak awal didampingi mereka, BPKP dan lainnya. Jadi, insya Allah tidak
ada hal hal yang menyimpang," katanya.
Ia membenarkan bahwa
selama ini, struktur pelelangan proyek di PUPR sudah berubah yakni Unit Layanan
Pengadaan (ULP) langsung ke Kelompok Kerja (Pokja).
"Jadi yang selama
ini yang tunjuk Pokja adalah Satker dan ULP biasanya Kepala Balai, ternyata
tidak bisa dikendalikan karena independen, tetapi independennya menurut saya,
diterjemahan semaunya sendiri. Ini tidak benar," katanya.
Oleh karena itu,
lanjutnya, dengan peninjauan dan disesuaikan dengan peraturan yang ada, maka
yang tunjuk Pokja sekarang adalah ULP langsung dan Pokjanya tidak terdiri satu
organisasi, tetapi dicampur.
Ia memberikan contoh,
untuk lelang jalan dan jembatan, maka tidak semua Pokja dari Bina Marga.
"Ketua dan Sekretaris dari Bina Marga, tetapi anggotanya campur mulai dari
Bina Marga, Cipta Karya, Perumahan, tergantung lokasinya," katanya.
Realisasi anggaran
Menjawab pertanyaan
anggaran 2017 hingga saat ini (18/12), Basuki menjelaskan, realisasi penyerapan
anggaran untuk fisik 86 persen, sedangkan keuangan baru 83 persen
"Ini bukan
dihentikan lajunya, tetap jalan terus. Mestinya fisik dan keuangan sama, tetapi
ini hanya soal penagihan saja," katanya.
ADVERTISEMENT
Basuki optimistis
bahwa realisasi anggaran 2017 bisa diserap sesuai prognosa 95 persen.
Anggaran Kementeraian
PUPR tahun ini sebesar Rp101,496 triliun.
Anggaran sebesar itu
terbagi ke Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga sebesar 40,78 persen, Ditjen
Sumber Daya Air (SDA) sebesar 32,77, Ditjen Cipta Karya 15,7 persen, Ditjen
Penyediaan Perumahan 8,16 persen, Ditjen Pembiayaan Perumahan sebesa 0,23 persen,
dan bidang lainnya sebesar 2,35 persen.
Jika dirincikan, total
alokasi anggaran tersebut dibagi ke dalam 11 unit kerja yakni Sekretariat
Jenderal Rp569 miliar, Inspektorat Jenderal Rp107 miliar, Ditjen Bina Marga
Rp41,393 triliun, Ditjen Cipta Karya Rp15,935 triliun dan Ditjen Sumber Daya
Air Rp33,263 triliun.
Kemudian, anggaran
Ditjen Penyediaan Perumahan Rp8 triliun, Ditjen Pembiayaan Perumahan Rp240
miliar, dan Badan Penelitian dan Pengembangan Rp632 miliar.
Selanjutnya Ditjen
Bina Konstruksi Rp330 miliar, Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Rp263
miliar dan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Rp478 miliar.
Sumber:
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar