- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Potret jalan sabuk merah perbatasan
yang sedang dibangun.
|
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah X Provinsi NTT, Muktar Napitupulu didampingi Kasubag Tata Usaha BPJN X, Ir. Anwar Djaha, MT, sat diwawancarai |
Pemerintah Pusat cg Kementerian
PUPR melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) X , Provinsi Nusa
Tenggara Timur, menargetkan sampai akhir 2018 seluruh jalan Sabuk Merah di
sektor timur, kawasan perbatasan antara Indonesia-Timor Leste sudah beraspal.
"Sampai dengan akhir tahun 2018 tidak ada kondisi jalan bertanah di kawasan perbatasan, tetapi semuanya harus beraspal," kata Kepala BPJN X Kupang Muktar Napitupulu, kepada wartawan di Kupang, Selasa (25/9).
"Sampai dengan akhir tahun 2018 tidak ada kondisi jalan bertanah di kawasan perbatasan, tetapi semuanya harus beraspal," kata Kepala BPJN X Kupang Muktar Napitupulu, kepada wartawan di Kupang, Selasa (25/9).
Hal ini disampaikan berkaitan
dengan kemajuan pembangunan jalan Sabuk Merah di wilayah tapal batas
antara Indonesia-Timor Leste yang sudah dikerjakan sejak tahun 2015.
Pembangunan jalan Sabuk Merah perbatasan sepanjang 179 kilometer yang menghubungkan Kabupaten Belu dengan Malaka sendiri ditargetkan selesai pada tahun 2020.
Muktar mengaku bahwa sejauh ini pembangunan jalan sabuk merah itu berjalan sesuai rencana karena tak ada kendala mendasar dalam pembangunan jalan perbatasan itu.
Dia menjelaskan, kondisi jalan di perbatasan sepanjang 179 kilometer mulai dari PLBN Mota Ain, hingga PLBN Motamasin, sebagian besar sudah beraspal sesuai standar nasional dengan lebar 7 meter.
Sebagian jalan Sabuk Merah perbatasan sudah mulus
"Saat ini masih ada beberapa ruas jalan lagi yang masih dalam proses pengerjaan oleh pihak kontraktor. Kami harapkan pembangunan jalan di kawasan perbatasan ini dapat berjalan sesuai dengan rencana," tuturnya.
Ia mengatakan pemerintah pusat sendiri sudah mengucurkan anggaran untuk melanjutkan pembangunan jalan di kawasan perbatasan pada tahun 2019 nanti, namun Muktar enggan untuk menjelaskan berapa besar anggarannya.
Sementara itu, Kepala Satker Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah II Provinsi NTT Nikolaus Botha menambahkan, jalan Sabuk Merah yang sedang dibangun masuk ke sektor timur perbatasan, meliputi Kabupaten Belu dan Malaka.
Sedangkan untuk sektor barat yakni di kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) ruas jalan yang dibangun jaraknya mencapai 130 kilometer namun hingga kini baru sebagian yang dibangun.
Di kabupaten TTU sendiri ada sebuah PLBN yang dinamankan PLBN Wini, yang berbatasan dengan distrik Oeussei, Timor Leste.
"Saat ini baru beberapa kilometer yang dibangun, di sekitar PLBN Wini. Kita harapkan kedepannya bisa segera dibangun agar ruas jalan sepanjang 130 kilometer di sektor barat bisa terhubung," kata Muktar menambahkan.
Pembangunan jalan Sabuk Merah perbatasan sepanjang 179 kilometer yang menghubungkan Kabupaten Belu dengan Malaka sendiri ditargetkan selesai pada tahun 2020.
Muktar mengaku bahwa sejauh ini pembangunan jalan sabuk merah itu berjalan sesuai rencana karena tak ada kendala mendasar dalam pembangunan jalan perbatasan itu.
Dia menjelaskan, kondisi jalan di perbatasan sepanjang 179 kilometer mulai dari PLBN Mota Ain, hingga PLBN Motamasin, sebagian besar sudah beraspal sesuai standar nasional dengan lebar 7 meter.
Sebagian jalan Sabuk Merah perbatasan sudah mulus
"Saat ini masih ada beberapa ruas jalan lagi yang masih dalam proses pengerjaan oleh pihak kontraktor. Kami harapkan pembangunan jalan di kawasan perbatasan ini dapat berjalan sesuai dengan rencana," tuturnya.
Ia mengatakan pemerintah pusat sendiri sudah mengucurkan anggaran untuk melanjutkan pembangunan jalan di kawasan perbatasan pada tahun 2019 nanti, namun Muktar enggan untuk menjelaskan berapa besar anggarannya.
Sementara itu, Kepala Satker Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah II Provinsi NTT Nikolaus Botha menambahkan, jalan Sabuk Merah yang sedang dibangun masuk ke sektor timur perbatasan, meliputi Kabupaten Belu dan Malaka.
Sedangkan untuk sektor barat yakni di kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) ruas jalan yang dibangun jaraknya mencapai 130 kilometer namun hingga kini baru sebagian yang dibangun.
Di kabupaten TTU sendiri ada sebuah PLBN yang dinamankan PLBN Wini, yang berbatasan dengan distrik Oeussei, Timor Leste.
"Saat ini baru beberapa kilometer yang dibangun, di sekitar PLBN Wini. Kita harapkan kedepannya bisa segera dibangun agar ruas jalan sepanjang 130 kilometer di sektor barat bisa terhubung," kata Muktar menambahkan.
Sumber:
http://kupang.tribunnews.com/2018/09/27/pemerintah-pusat-menarget-akhir-2018-jalan-di-wilayah-perbatasan-sudah-beraspal
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar